Thursday, July 26, 2012


MAKALAH
PERTOLONGAN PERTAMA PADA  KECELAKAAN KORBAN LUKA BAKAR

 










REZA DIAH KUSUMAWARDANI
A.101.15.033


AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA
 2012


BAB I
PENDAHULUAN

Bekerja di sebuah laboratorium jelas tak bisa lepas dari kemungkinan kecelakaan kerja atau bahaya yang salah satunya adalah kebakaran. Aspek bahaya ini menjadikan pekerja laboratorium membuat dan menciptakan suatu system keselamatan kerja. Selain itu perlu difahami pula bagaimana proses terjadinya kebakaran, bahan-bahan kimia apa saja yang mudah terbakar serta bagaimana cara penanggulangannya secara benar.

Bahasan ini akan saya uraikan secara lengkap mulai dari definisi api dan kebakaran. Definisi api adalah suatu fenomena yang dapat diamati dengan adanya cahaya dan panas serta adanya proses perubahan zat menjadi zat baru melalui reaksi kimia oksidasi eksotermal. Api terbentuk karena adanya interaksi beberapa unsur/elemen yang pada kesetimbangan tertentu dapat menimbulkan api. Sedangkan kebakaran yaitu peristiwa bencana yang ditimbulkan oleh api, yang tidak dikehendaki oleh manusia dan bisa mengakibatkan kerugian nyawa dan harta.
Segitiga Api
Ditinjau dari jenis api, dapat dikategorikan menjadi jenis api jinak dan liar. Jenis api jinak artinya api yang masih dapat dikuasai oleh manusia, sedang jenis api liar tidak dapat dikuasai. Inilah yang dinamakan kebakaran.
Proses kebakaran atau terjadinya api sebenarnya bisa kita baca dari teori segitiga api yang meliputi elemen bahan, panas dan oksigen. Tanpa salah satu dari ketiga unsur tersebut, api tidak akan muncul. Oksigen sendiri harus membutuhkan diatas 10% kandungan oksigen di udara yang diperlukan untuk memungkinkan terjadinya proses pembakaran.

Sedang mengenai sumber panas bisa bisa muncul dari beberapa sebab antara lain :
  1. Sumber api terbuka yaitu penggunaan api yang langsung dalam beraktifitas seperti : masak, las, dll. 
  2. Listrik Dinamis yaitu panas yang berlebihan dari sistem peralatan/rangkaian listrik seperti : setrika, atau karena adanya korsleting. 
  3. Listrik Statis yaitu panas yang ditimbulkan akibat loncatan ion negatif dengan ion positif seperti : peti. 
  4. Mekanis yaitu panas yang ditimbulkan akibat gesekan/benturan benda seperti : gerinda, memaku, dll.
Tetrahidral Api
  1. Kimia yaitu panas yang timbul akibat reaksi kimia seperti : karbit dengan air




Bisa terjadi juga kecenderungan terjadi reaksi kimia akibat adanya elemen ke empat. Inilah yang biasa dinamakan tetrahidral api seperti gambar disamping.
Ada beberapa klasifikasi kebakaran berdasarkan jenis bahan yang terbakar antara lain:
  • Kelas A : Benda padat seperti kertas, kayu, plastik, karet, kain, dsb. 
  • Kelas B : Benda cair seperti mInyak tanah, bensin, solar, tinner, gas elpiji, dsb. 
  • Kelas C : Kebakaran listrik, travo, kabel/konsleting arus listriknya. 
  • Kelas D : Kebakaran khusus seperti Besi, aluminium, konstruksi baja.
Bagaimana caranya untuk memadamkan api?
Agar bisa memadamkan secara cepat, perlu difahami segitiga api seperti yang telah diuraikan diatas yaitu menghilangkan salah satu unsur dari segitiga api.
Selain itu harus ada sarana dan prasarana alat pemadam kebakaran. Alat yang sifatnya tradisional masih bisa dipakai seperti karung goni, pasir, termasuk keperluan komunikasi kentongan dll. Sedang untuk alat pemadam kebakaran yang sifatnya umum antara antara lain Hidrant, Mobil pemadam kebakaran, Alat pemadam api ringan (APAR), sprinkler, dll.
Disamping itu alat pemadam api lain yang mempunyai sifat sebagai racun api, antara lain karbon dioksida, Bahan Kimia kering multi guna dan bubuk kering. Dari beberapa macam alat pemadam api tersebut masingmasing mempunyai kegunaan dan aturan tersendiri.
Inilah contoh gambar Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

Media Alat Pemadam, Karakteristik dan Sifat Pemadamannya
1. Hydrospray
Alat pemadam dengan air ini umumnya digunakan untuk kebakaran kelas A. Alat ini biasanya dilengkapi dengan penera untuk mengetahui tekanan air. Penera berwarna hijau menunjukkan alat aman untuk digunakan, sedangkan warna merah menunjukkan tekanan sudah berkurang.

2. Drychemical Powder
Jenis bubuk kering digunakan untuk kelas A,B, C dan D, sedang sifat pemadaman jenis bubuk kering antara lain :
Menyerap panas dan mendinginkan obyek yang terbakar.
Menahan radiasi panas.
Bukan penghantar arus listrik.

Menutup dengan cara melekat pada obyek yang terbakar karena adanya reaksi kimia bahan tersebut saat terjadi kebakaran (reaksi panas api).
Menghambat terjadinya oksidasi pada obyek yang terbakar.
Tidak berbahaya.
Efek samping yang muncul adalah debu dan kotor.
Dapat berakibat korosi dan kerusakan pada mesin ataupun perangkat elektronik.
Sekali pakai pada tiap kejadian.
3. Gas Cair Hallon Free/AF 11/Halotron 1
Alat pemadam gas cair ini bisa digunakan untuk semua jenis klasifikasi kebakaran. 
Sifat alat pemadam ini antara lain :
Bukan penghantar listrik
Tidak merusak peralatan
Non Toxic (tidak beracun)
Bersih tidak meninggalkan bekas.

Memadamkan api dengan cara mengikat O2 disekitar area kebakaran
Penggunaan yang multi purpose (semua klas kebakaran)
Bisa digunakan berulang-ulang
Lebih tepat digunakan di dalam ruang

4. Carbon dioksida
Racun api CO2 ini cocok dan efektif digunakan untuk pemadaman api kelas B dan C.
Sifat-sifatnya antara lain :
Bersih tidak meninggalkan bekas.
Non Toxide ( tidak beracun ).
Bukan penghantar listrik.
Tidak merusak peralatan ( elektronik / mesin).

Cara pemadaman dengan mendinginkan dan menyelimuti obyek yang terbakar.
Tepat untuk area generator dan instalasi listrik.
 Tekanan kerja sangat besar.

5. Racun Api Busa
Racun api berupa busa hanya digunakan untuk jenis kebakaran kelas A dan B. Cara kerjanya menyelimuti dan membasahi obyek yang terbakar. Jika obyek yang terbakar benda cair, racun api busa ini bekerja menutup permukaan zat cair.
Sifat lainnya yaitu penghantar arus listrik sehingga tidak dapat digunakan pada ruang yang berisi peralatan komponen listrik.

6. Fire Sprinkler System
Alat ini biasanya terinstal didalam gedung dan bersifat mengandung Hg. Mekanisme kerja sprinkler yaitusecara otomatis akan mengeluarkan air bila kepala sprinkler terkena panas.

Prinsip dasar alat ini adalah mampu menyerap kalor yang dihasilkan dari bahan yang terbakar.

 
8. Hydrant
Digunakan untuk jenis api kelas A dan B.
Secara ringkas, penggunaan media racun api berdasarkan klasifikasi bahan terbakar jadi begini :
Agar bisa bekerja cepat dalam keadaan darurat perlu diperhitungkan persyaratan dan cara pemasangan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) yang antara lain :

  • Tempat mudah dilihat dan dijangkau, tidak boleh digembok atau diikat mati.
  • Jarak jangkauan maksimum 15 m.
  • Tinggi pemasangan maksimum 125 cm.
  • Jenis media dan ukuran sesuai dengan klasifikasi kebakaran dan beban api.
  • Diperiksa secara berkala.
  • Bisa diisi ulang (Refill).
  • Kekuatan konstruksi terstandar.
Fasilitas yang harus dipunyai oleh laboratorium :
APAR 
Tangga darurat 
Ada sistem alarm seperti Heat detector, Smoke detector dan Flame detector (lidah api) 
  • Hydrant (Box hydrant) 
  • Baju tahan panas pelindung kerja lengkap tahan api 
  • Pintu tahan Api 
  • Jumping sheet 
  • Penangkal petir
Perhatikan juga jika masuk ke laboratorium atau gedung manapun, cobalah lihat dan cari tanda arah evakuasi ataupun pintu darurat. Biasanya ditunjukkan dengan papan nama 'pintu darurat' atau "exit" seperi gambar ini :
Usaha Preventif  Tanggap Kebakaran
Penyuluhan dan pelatihan tentang pemadam kebakaran
Adanya SOP cara pengoperasian pada tabung pemadam
Pastikan listrik/api telah padam sebelum meniggalkan laboratorium
Usahakan bak kamar mandi selalu penuh

Bagaimana cara pelaksanaan pemadaman?
Selalu siap mental dan jangan panik 
Perhatikan arah angin (dengan melihat lidah api)
Membelakangi arah angin menghindar dari sisi lain
Semprotkan/arahkan pada sumber api
Harus tahu jenis benda yang terbakar
Usahakan mengatur dan menahan nafas

Sedangkan prosedur emergensi evakuasi seperti berikut :
Bunyikan / tekan alarm terdekat
Keluar lewat pintu terdekat 
Berkumpul ditempat yang berjarak minimal 30 meter dari sumber kebakaran 
Beritahu petugas emergensi mengenai orang-orang yang ada didalam 
Beritahu petugas emergensi mengenai alasan pengosongan ruangan
Jangan masuk kedalam gedung lagi sampai dijinkan oleh yang berwenang

Nah, itulah sedikit uraian penanganan kebakaran di dalam laboratorium. Satu hal paling utama yang perlu diperhatikan adalah ketelitian dan kewaspadaan kita sebagai pengguna laboratorium karena kecerobohan dan keteledoran tentu saja dapat mengundang segala resiko yang semua itu bisa saja terjadi. Demi keselamatan individual maupun bersama, sebelum bekerja didalam laboratorium kimia, terlebih dahulu memperhatikan tata tertib yang ada.





BAB II
PEMBAHASAN



  1. Definisi luka bakar
Luka bakar merupakan jenis luka kerusakan jaringan atau kehilangan jaringan yang diakibatkan sumber panas, sumber listrik, bahan kimiawi, cahaya, radiasi dan friksi. Jenis luka dapat beraneka ragam dan memiliki penanganan yang berbeda tergantung jenis jaringan yang terkena luka bakar, tingkat keparahan, dan komplikasi yang terjadi akibat luka tersebut. Luka bakar dapat merusak jaringan otot, tulang, pembuluh darah dan jaringan epidermal yang mengakibatkan kerusakan yang berada di tempat yang lebih dalam dari akhir sistem persarafan.

Seorang korban luka bakar dapat mengalami berbagai macam komplikasi yang fatal termasuk diantaranya kondisi shock, infeksi, ketidak seimbangan elektrolit (inbalance elektrolit) dan masalah distress pernapasan. Selain komplikasi yang berbentuk fisik, luka bakar dapat juga menyebabkan distress emosional (trauma) dan psikologis yang berat dikarenakan cacat akibat luka bakar dan bekas luka (scar).
b.      Luka bakar tidak memengaruhi kulit secara sama, jadi satu macam luka bakar dapat berbeda-beda. Untuk membedakan luka bakar ringan sampai berat diklasifikasikan berdasarkan tingkat kerusakan jaringan tubuh. Antara lain:
  • Luka bakar tingkat pertama. Luka bakar tingkat pertama adalah luka bakar yang hanya terdapat pada kulit bagian luar (epidermis). Luka bakar ini menyebabkan kulit merah dan sakit. Biasanya dapat disembuhkan dengan tindakan pertolongan pertama dalam beberapa hari sampai seminggu.
  • Luka bakar tingkat dua. Luka bakar ini terdapat pada kulit bagian luar (epidermis) dan lapisan kedua di dalamnya (dermis). Menyebabkan kulit merah, sakit dan bengkak. Luka bakar tingkat kedua ini sering terlihat basah atau lembab. Lepuhan kulit dapat terbentu dan menjadi parah.
  • Luka bakar tingkat tiga. Luka bakar terjadi pada kulit epidermis dan dermis dan  mencapai jaringan pada bagian bawah dermis. Kulit dapat manjadi keras, memutih, kasar atau kecoklatan. Luka bakar tingkat tiga dapat merusak syaraf dan menyebabkan kekakuan.
  • Luka bakar tingkat empat. Luka bakar ini mencapai jaringan di bawah jaringan kulit dan mencapai syaraf, otot, tulang. Kulit akan menghitam atau terbakar hangus. Jika kerusakan syaraf parah, anda tidak akan merasakan sakit apapun.
  1. PENANGANAN
Pre Hospital
Seorang yang sedang terbakar akan merasa panik, dan akan belari untuk mencari air. Hal ini akan sebaliknya akan memperbesar kobaran api karena tertiup oleh angin. Oleh karena itu, segeralah hentikan (stop), jatuhkan (drop), dan gulingkan (roll) orang itu agar api segera padam. Bila memiliki karung basah, segera gunakan air atau bahan kain basah untuk memadamkan apinya. Sedanguntuk kasus luka bakar karena bahan kimia atau benda dingin, segera basuh dan jauhkan bahan kimia atau benda dingin. Matikan sumber listrik dan bawa orang yang mengalami luka bakar dengan menggunakan selimut basah pada daerah luka bakar. Jangan membawa orang dengan luka bakar dalam keadaan terbuka karena dapat menyebabkan evaporasi cairan tubuh yang terekspose udara luar dan menyebabkan dehidrasi. Orang dengan luka bakar biasanya diberikan obat-obatan penahan rasa sakit jenis analgetik : Antalgin, aspirin, asam mefenamat samapai penggunaan morfin oleh tenaga medis
Hospital
Setiap pasien luka bakar harus dianggap sebagai pasien trauma, karenanya harus dicek Airway, breathing dan circulation-nya terlebih dahulu.
1.     Airway - apabila terdapat kecurigaan adanya trauma inhalasi, maka segera pasang Endotracheal Tube (ET). Tanda-tanda adanya trauma inhalasi antara lain adalah: riwayat terkurung dalam api, luka bakar pada wajah, bulu hidung yang terbakar, dan sputum yang hitam.
2.     Breathing - eschar yang melingkari dada dapat menghambat gerakan dada untuk bernapas, segera lakukan escharotomi. Periksa juga apakah ada trauma-trauma lain yang dapat menghambat gerakan pernapasan, misalnya pneumothorax, hematothorax, dan fraktur costae
3.     Circulation - luka bakar menimbulkan kerusakan jaringan sehingga menimbulkan edema. pada luka bakar yang luas dapat terjadi syok hipovolumik karena kebocoran plasma yang luas. Manajemen cairan pada pasien luka bakar, dapat diberikan dengan Formula Baxter.
Formula Baxter
1.     Total cairan = 4cc x berat badan x luas luka bakar
2.     Berikan 50% dari total cairan dalam 8 jam pertama, dan sisanya dalam 16 jam berikutnya
Perawatan Luka

  1. Pertolongan pertama pada luka bakar yang ringan atau melepuh adalah sbb.:
1.      Dinginkan luka dengan air mengalir selama kurang lebih 20 menit.
Pendinginan yang konstan dapat menghindari penyebaran panas pada permukaan kulit.
2.      Bila cara di atas tidak memungkinkan, misal Anda dalam perjalanan Anda dapat menggunakan Brandwundenspray yaitu spray untuk luka bakar yang tersedia di apotik.
3.      Jangan olesi sembarangan pada luka
Jangan oleskan krem, minyak atau sembarang salep dan jangan pergunakan kapas pada permukaan luka karena dapat menempel
4.      Hindari infeksi
Untuk menghindari infeksi pada luka bakar Anda dapat mengoleskan salep atau krem khusus: desinfizierende Wundgele salep desinfektan khusus luka bakar. Tersedia di apotik
5.      Biarkan luka terbuka
Bila luka bakar atau kulit yang melepuh kecil usahakan luka tetap terbuka agar mudah kering. Namun hal dilakukan bila memang infeksi relatif kecil terjadi. Bila luka bakar atau melepuh seluas atau lebih luas dari dua kali telapak tangan Anda perlu segera penanganan dokter. Dalam hal ini pertolongan pertama saja tidaklah mencukupi.





  1. Penyebab & Faktor Risiko
Luka bakar terjadi ketika kulit terkena temperatur tinggi – lebih tinggi daripada 60 Celcius. Beberapa hal yang dapat menyebabkan luka bakar, antara lain :
  • Api
  • Cairan atau uap panas
  • Logam panas, kaca atau benda lain
  • Tersetrum listrik
  • Radiasi, seperti sinar X-ray atau radiasi pada terapi kanker
  • Sinar matahari atau ultraviolet
  • Zat kimia, seperti asam, alkalis, tiner atau bensin
Penanganan Luka Bakar
Berikut ini beberapa tips yang dapat dijadikan pedoman untuk menangani luka bakar :
Untuk luka bakar ringan dan sedang :
  1. Penanganan yang tepat adalah langsung disiram, direndam, atau diletakkan dibawah aliran air selama beberapa menit. Dapat juga dikompres dengan handuk yang terlebih dahulu dibasahi air dingin. Jangan gunakan es batu atau air dingin. Cukup dengan air biasa untuk mengurangi panas pada kulit. Sesudah itu, oleskan lotion antibakteri untuk mencegah infeksi. Tutuplah daerah yang terkena dengan bandage steril dan kering.
  2. Jangan sekali-kali mengobati luka bakar dengan mempergunakan mentega, minyak, garam, kecap, air kapur, pasta gigi dan lain sebagainya. Bahan-bahan tersebut bisa mengakibatkan terjadinya infeksi.
  3. Jauhkan penderita dari sumber panas. Andaikan ia terjilat api, ingatkan dia untuk berguling-guling, bukannya berlari karena tindakan ini justru akan membesarkan nyala apinya. Siram penderita dengan air atau selimuti dengan kain basah
  4. Jangan memecahkan gelembung kulit yang timbul akibat luka bakar, untuk mencegah terjadinya infeksi.
  5. Jangan membalut luka dengan kapas absorbent karena akan melekat pada luka. Untuk luka bakar ringan dan sedang, tutup luka dengan balutan kering.
  6. Pada masa penyembuhan, usahakan tidak menggaruk bekas luka. Hal tersebut akan menimbulkan luka cacat/parut di kulit.
  7. Hindari kontak sinar matahari pada masa penyembuhan, karena mengakibatkan jaringan kulit baru rusak.
  8. Untuk luka bakar akibat terkena zat kimia, harus segera dicuci dengan air sebanyak-banyaknya. Lebih baik lagi mencucinya di bawah kran air.
  9. Segera ke Unit Gawat Darurat bila terjadi luka bakar pada muka, sendi, atau alat kelamin, atau telah mengalami gangguan sesak napas akibat kebakaran.

Sementara itu untuk menolong korban luka bakar berat :
  1. Segera bungkus penderita dengan kain bersih, dan bawa ke rumah sakit.
  2. Buka baju penderita dengan hati-hati, yaitu dengan cara menggunting baju yang melekat pada luka bakar. Jangan menariknya.
  3. Bila penderita sadar, berikan larutan Moyen, yaitu campuran 1 liter air + 5 gram garam dapur (NaCl) + 4 gram soda kue (NaHC03). Berikan sedikit-sedikit agar pasien tidak muntah.
  4. Jika penderita kehilangan kesadaran, periksa pernafasan dan denyut nadinya. Apabila ada gangguan, lakukan resusitasi jantung paru.




BAB III
PENUTUP


KESIMPULAN
Api adalah suatu fenomena yang dapat diamati dengan adanya cahaya dan panas serta adanya proses perubahan zat menjadi zat baru melalui reaksi kimia oksidasi eksotermal. Api terbentuk karena adanya interaksi beberapa unsur/elemen yang pada kesetimbangan tertentu dapat menimbulkan api. Sedangkan kebakaran yaitu peristiwa bencana yang ditimbulkan oleh api, yang tidak dikehendaki oleh manusia dan bisa mengakibatkan kerugian nyawa dan harta.
Fasilitas yang harus dipunyai oleh laboratorium :
      APAR 
      Tangga darurat 
      Ada sistem alarm seperti Heat detector, Smoke detector dan Flame detector (lidah api) 
      Hydrant (Box hydrant) 
      Baju tahan panas pelindung kerja lengkap tahan api 
      Pintu tahan Api 
      Jumping sheet 
      Penangkal petir

Luka bakar merupakan jenis luka kerusakan jaringan atau kehilangan jaringan yang diakibatkan sumber panas, sumber listrik, bahan kimiawi, cahaya, radiasi dan friksi. Jenis luka dapat beraneka ragam dan memiliki penanganan yang berbeda tergantung jenis jaringan yang terkena luka bakar, tingkat keparahan, dan komplikasi yang terjadi akibat luka tersebut. Luka bakar dapat merusak jaringan otot, tulang, pembuluh darah dan jaringan epidermal yang mengakibatkan kerusakan yang berada di tempat yang lebih dalam dari akhir sistem persarafan.


Untuk membedakan luka bakar ringan sampai berat diklasifikasikan berdasarkan tingkat kerusakan jaringan tubuh. Antara lain:
      Luka bakar tingkat pertama.
      Luka bakar tingkat dua.
      Luka bakar tingkat tiga.
      Luka bakar tingkat empat.
Penyebab & Faktor Risiko
  • Api
  • Cairan atau uap panas
  • Logam panas, kaca atau benda lain
  • Tersetrum listrik
  • Radiasi, seperti sinar X-ray atau radiasi pada terapi kanker
  • Sinar matahari atau ultraviolet
  • Zat kimia, seperti asam, alkalis, tiner atau bensin
Penanganan Luka Bakar
1.      Untuk luka bakar ringan dan sedang
2.      Sementara itu untuk menolong korban luka bakar berat

SARAN
Sebaiknya petugas laboratorium harus mengerti dan memahami unsafe condition  dan  unsafe action agar tidak terjadi kecelakaan di tempat kerja.






BAB VII
DAFTAR PUSTAKA