Thursday, April 26, 2012


  • Karikatur



    Aku senang, aku bahagia Ada kamu disampingku
    Tapi aku nggak berguna Masa depanku kegambar, bergambar

    (Reff)
    Karikatur … karikatur Gak asli … gak asli …
    Karikatur … karikatur Palsu … palsu …
    Karikatur … karikatur Gak asli … gak asli …

    Karikatur … karikatur … Gak lucu ! / gak mau

    Kamu senang, kamu bahagia
    Karena aku nurutin kamu
    Tapi aku jadi terpaksa
    Masa depanku digambar berwarna ! (Reff)

  • Pisah Saja Dulu



    Sudah kuberitahu ...
    Masih juga begitu ..
    Berkali-kali diberitahu ..
    Tak juga kau mengerti ...

    Aku bosan dengan sikap-sikapmu..
    Aku bosan dengan kelakuanmu ...
    Dari pada ribut2 nggak sempet 'makelove
    Mestinya memang lebih baik kita ..
    Pisah saja dulu ..

    Kamu tau mauku ..
    Tapi nggak mau tau..
    Pergi dan pikir dulu biar kau kenal siapa aku...!!
  • Slank Dance



    Jangan takut keluarlah
    Hadapi dunia dengan menari
    Jangan takut ayo keluar
    Hadapi dunia dengan menari

    Berhayalah seluas biru langit
    Berpikirlah sedalam biru laut
    Horizontal sama rasa sama rasa

    Melihatlah seterang sinar sunset
    Menataplahlah sebinar cahaya sunrise
    Terang benderang 2x

    Buka jendalamu lalu pandanglah
    Buka pintu ayo keluarlah
    Bebas lepas,lepaskan kebebasan

  • Birokrasi Kompleks



    Mau bikin usaha !
    Harus lewat sini, lewat sana !
    Meja sini, meja sana !
    Sogok sini, sogok sana !
    Izin sini, izin sana !
    Kompleks Birokrasi Kompleks
    Mau punya jabatan
    Pake topeng ini, topeng itu !
    Sikut sini, sikut situ !
    Bual ini, bual itu !
    Jilat sini, jilat (balik)

    Mau menuntut hak
    Dibelokin sini, belok sana !
    Lempar sini, lempar sana !
    Blokir sini, blokir sana !
    Ngadu sini, ngadu (balik)

    System memang system
    Tapi jangan ngerepotin !
    System cuma system
    Jangan malah bikin  ! (balik)

  • Mandi Hujan



    Kesana sini aku berlari
    Cari kesenangan hati
    Terpontang panting hidupku ini
    'Tuk tahan sehari lagi

    Untungnya sore mandi hujan
    Turunkan temperatur otakku ...
    Untung ....

    Nggak tidur-tidur setiap hari
    Pikiran nggak mati-mati
    Kekanan kiri nasibku ini
    'Lucky makin menjauhi

    Bunyi petir dan dinginnya hujan
    Cairkan mendidihnya darahku ...
    Untung ....

    Kesandung-sandung jalanku ini
    Di belakang ketusuk belati
    Engos-engosan napas sendiri
    Bayar mimpi nggak kebeli

    Muka kena hembus angin hujan
    Redakan emosi amarahku
    Untung ....

    Untung sore-sore mandi hujan
    Lupakan uneg-uneg di dadaku
    ...... Untung !!!

Makin Love Aja



Enggak usah kamu datang-datang lagi kesini
Jangan kau umbar kata maaf yang gak berarti
Tatapan tangismu kini nggak mempan
Kututup pintu dan jendela kesempatan

Selama ini gue tulus tapi kamu malah mendua
Dibutakan oleh cinta seekor ular betina
Gue juga gak goblok seperti yang lo kira
Cinta gue kini cuma buat yang setia
Kalo kamu mau kita makin love saja

Reff:
Love,Love,Love
Love,Love,Love
Love,Love,Love makin love saja

Jangan harap aku masih mikirin kamu
Aku bukan lagi cowok lemah yang kaya dulu
Aku udah muak masakan instanmu
Aku juga bisa cuci baju sendiri atau ke laundry
Kalau kamu mau..makin love saja

Back to Reff.
Mikroskop untuk Pemeriksaan Jumlah Leukosit
Sel darah putih jenis sel darah yang berfungsi untuk mengenali dan melawan mikroorganisme pada reaksi imun,serta membantu proses peradangan dan penyembuhan.
Pemeriksaan Laboratorium Jumlah Leukosit (Antal Leukosit) Darah
Metode : Direct counting
Prinsip :
Darah diencerkan lalu dihitung jumlah leukosit dalam volume tertentu, dengan mengalikan faktor perhitungan diperoleh jumlah leukosit dalam satuan volume darah. Larutan TURK berfungsi untuk mengencerkan darah, melisiskan sel darah selain leukosit sehingga memudahkan perhitungan. Jumlah leukosit dihitung dibawah mikroskop.
Reagensia : Larutan TURK
Komposisi larutan TURK :
-Asam asetat glacial 2,5% 15 ml
-Gentian violet 1 ml
-Aquades 475 ml
Alat-alat :
-Tabung reaksi
-Transferpet 20 µl dan 500 µl
-Bilik hitung Improved Neubauer
-Mikroskop
-Counter
Spesimen : Darah EDTA
Cara Kerja :
1.Ke dalam tabung dimasukkan 500 µl larutan TURK kemudian diambil
2.Sebanyak 20 µl darah ditambahkan kedalam tabung yang telah berisi larutan TURK, dicampur hingga homogen dan diamkan 3 menit
3.Darah yang telah diencerkan dengan larutan TURK dimasukkan ke dalam bilik hitung
4.Dihitung sel-sel leukosit dibawah mikroskop dengan perbesaran lemah (10x). penghitungan dilakukan dalam 4 kotak besar (kotak leukosit).
Perhitungan:
AL : N/V X P = N/0.4 X 26
Keterangan :
N : jumlah sel yang ditemukan
V : volume bilik hitung = 0.4
P : pengenceran darah = 26X
AL: Jumlah leukosit/ µl
Nilai Normal :
1) Dewasa : 4,0 – 11,0 x 103/µl
2) Anak-anak : 5,0 – 13,5 x103/µl
3) Bayi : 10,0 – 26,0 x103/µl
Kondisi Klinis :
1.Peningkatan jumlah leukosit (diatas normal) dikenal dengan istilah Leukositosis, Leukositosis adalah respon normal terhadap infeksi atau peradangan pada tubuh. Keadaan ini dapat juga dijumpai setelah gangguan emosi, anestesi, olahraga atau selama kehamilan. Leukositosis abnormal dijumpai pada keganasan dan gangguan sumsum tulang.
2.Penurunan jumlah leukosit (dibawah normal) dikenal dengan istilah Leukopeni. Leukopeni dapat disebabkan beberapa hal, termasuk stress berkepanjangan, penyakit tertentu, kekurangan sumsum tulang, radiasi dan kemoterapi. Penyakit sistemik yang parah Lupus eritematosus, leukemia, penyakit tiroid, juga dapat menyebabkan kondisi ini.
                                                        MACAM PEARNAAN
Dengan metode pewarnaan Gram, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri Grampositif dan Gram negatif berdasarkan reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya. Oleh karena itu, pengecatan Gram tidak  bisa dilakukan pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma spContoh bakteri yang tergolong bakteri tahan asam, yaitu dari genus Mycobacterium dan beberapaspesies tertentu dari genus Nocardia. Bakteribakteri dari kedua genus ini diketahui memiliki sejumlah besar zat lipodial (berlemak) di dalam dinding selnya sehingga menyebabkan dinding sel tersebutrelatif tidak permeabel terhadap zat-zat warna yang umum sehingga sel bakteri tersebut tidak terwarnai oleh metode pewarnaan biasa, seperti pewarnaan sederhana atau Gram.Dalam pewarnaan gram diperlukan empat reagen yaitu :

Zat warna utama (violet kristal)
Mordan (larutan Iodin) yaitu senyawa yang digunakan untuk mengintensifkan warna utama.
Pencuci / peluntur zat warna (alcohol / aseton) yaitu solven organic yang digunakan uantuk melunturkan zat warna utama.
Zat warna kedua / cat penutup (safranin) digunakan untuk mewarnai kembali sel-sel yang telahkehilangan cat utama setelah perlakuan denga alcohol.Bakteri Gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada metodepewarnaan Gram. Bakteri gram-positif akan mempertahankan zat warna metil ungu gelap setelahdicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram-negatif tidak. Pada uji pewarnaan Gram, suatupewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah metil ungu, yang membuat semua bakterigram-negatif menjadi berwarna merah atau merah muda. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka.Pengecatan gram dilakukan dalam 4 tahap yaitu1. Pemberian cat warna utama (cairan kristal violet) berwarna ungu.2. Pengintesifan cat utama dengan penambahan larutan mordan JKJ.3. Pencucian (dekolarisasi) dengan larutan alkohol asam.4. Pemberian cat lawan yaitu cat warna safraninPerbedaan dasar antara bakteri gram positif dan negatif adalah pada komponen dinding selnya.Kompleks zat iodin terperangkap antara dinding sel dan membran sitoplasma organisme grampositif, sedangkan penyingkiran zat lipida dari dinding sel organisme gram negatif dengan pencucianalcohol memungkinkan hilang dari sel. Bakteri gram positif memiliki membran tunggal yang dilapisipeptidohlikan yang tebal (25-50nm) sedangkan bakteri negative lapisan peptidoglikogennya tipis (1-3nm).Sifat bakteri terhadap pewarnaan Gram merupakan sifat penting untuk membantu determinasi suatu bakteri. Beberapa perbedaan sifat yang dapat dijumpai antara bakteri Gram positif dan bakteri Gramnegatif yaitu:
Ciri-ciri bakteri gram negatif yaitu:
Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10 ± 15 mm, berlapis tiga atau multilayer.
Dinding selnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan terdapat didalam
lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit ± 10% dari berat kering, tidak mengandungasam tekoat.
Kurang rentan terhadap senyawa penisilin.
Pertumbuhannya tidak begitu dihambat oleh zat warna dasar misalnya kristal violet.
Komposisi nutrisi yang dibutuhkan relatif sederhana.
Tidak resisten terhadap gangguan fisik.
Resistensi terhadap alkali (1% KOH) lebih pekat
Peka terhadap streptomisin
Toksin yang dibentuk Endotoksin
Ciri-ciri bakteri gram positif yaitu:
Struktur dinding selnya tebal, sekitar 15-80 nm, berlapis tunggal atau monolayer.
Dinding selnya mengandung lipid yang lebih normal (1-4%), peptidoglikan ada yang sebagailapisan tunggal. Komponen utama merupakan lebih dari 50% berat ringan. Mengandung asamtekoat.
Bersifat lebih rentan terhadap penisilin.
Pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu kristal.
Komposisi nutrisi yang dibutuhkan lebih rumit.
Lebih resisten terhadap gangguan fisik.
Resistensi terhadap alkali (1% KOH) larut
Tidak peka terhadap streptomisin

Toksin yang dibentuk Eksotoksin EndotoksinContoh bakteri gram posittif contoh bakteri gram negatif Sumber:
³ http:// id.wikipedia.org /wiki/Pewarnaan_Gram

 Pewar naan Tahan Asam
 Pewarnaan ini ditujukan terhadap bakteri yang mengandung lemak dalam konsentrasi tinggi sehinggasukar menyerap zat warna, namun jika bakteri diberi zat warna khusus misalnya karbolfukhsinmelalui proses pemanasan, maka akan menyerap zat warna dan akan tahan diikat tanpa mampudilunturkan oleh peluntur yang kuat sekalipun seperti asam-alkohol. Karena itu bakteri ini disebut bakteri tahan asam (BTA).Teknik pewarnaan ini dapat digunakan untuk mendiagnosa keberadaan bakteri penyebabtuberkulosis yaitu
 Mycobacterium tuberculosis
. Ada beberapa cara pewarnaan tahan asam, namun yang paling banyak adalah cara menurut Ziehl-Neelsen.(anonymous,2009)Bakteri Tahan Asam (pink) dan bakteri Tidak Tahan Asam (biru)Sumber: www.google.com
3
. Pewarnaan khusus untuk melihat struktur tertentu : pewarnaan flagel, pewarnaanspora, pewarnaan kapsul.

 Pewarnaan Spora
 Spora bakteri (endospora) tidak dapat diwarnai dengan pewarnaan biasa, diperlukan teknik pewarnaan khusus. Pewarnaan Klein adalah pewarnaan spora yang paling banyak digunakan.Endospora sulit diwarnai dengan metode Gram. Untuk pewarnaan endspores, perlu dilakukanpemanasan supaya cat malachite hijau bisa masuk ke dalam spora , seperti halnya pada pewarnaanBasil Tahan Asam dimana cat carbol fuschsin harus dipanaskan untuk bisa menembus lapisan lilinasam mycolic dari Mycobacterium .Skema prosedur pengecatan Spora Schaeffer Fulton

 
 Sumberhttp://images.suite101.com/400620_com_endosporestainprocpscanite.jpg Protokol pewarnaan diferensial endospores dan sel vegetatif adalah sebagai berikut:Sumber:Prinsip kerja:Spora kuman mempunyai dinding yang tebal sehingga diperlukan pemanasan agar pori-porimembesar zat warna fuchsin dapat masuk, dengan pencucian pori-pori kembali mengecilmenyebabkan zat warna fuchsin tidak dapat dilepas walaupun dilunturkan dengan asam alkohol,sedangkan pada badan bakteri warna fuchsin dilepaskan dan mengambil warna biru dari methylen blue.Cara Kerja : Dibuat suspensi kuman, ditambah dengan carbol fuchsin sama banyak. Dipanaskan selama 6 menit pada api kecil atau pada penangas air 80oc selama 10 menit. Dibuat sediaan dan dikeringkan. Dimasukkan kedalam H2SO4 1% selama 2 detik  Dimasukkan kedalam alkohol sehingga tidak ada lagi warna merah mengalir. Sediaan dicuci dengan air. Diwarnai dengan methylen blue selama 1 menit kemudian dicuci dan dikeringkan. Diperiksa dibawah mikroskop.
 Pewarnaan flagel
 Pewarnaan flagel dengan memberi suspense koloid garam asam tanat yang tidak stabil, sehinggaterbentuk presipitat tebal pada dinding sel dan flagel.
 Pewarnaan kapsul
 Pewarnaan ini menggunakan larutan Kristal violet panas, lalu larutan tembaga sulfat sebagaipembilasan menghasilkan warna biru pucat pada kapsul, karena jika pembilasan dengan air dapatmelarutkan kapsul. Garam tembaga juga memberi warna pada latar belakang. Yang berwana birugelap.
4
-Pewarnaan khusus untuk melihat komponen lain dan bakteri :
pewarnaan Neisser (granula volutin),
pewarnaan yodium (granula glikogen).
5
. Pewarnaan negatif
 TujuanMempelajari penggunaan prosedur pewarnaan negatif untuk mengamati morfologi organisme yangsukar diwarnai oleh pewarna sederhana. Bakteri tidak diwarnai, tapi mewarnai latar belakang.Ditujukan untuk bakteri yang sulit diwarnai, seperti spirochaeta
Cara pewarnaan negatif
 - Sediaan hapus

teteskan emersi

lihat dimikroskopPewarnaan negatif, metode ini bukan untuk mewarnai bakteri tetapi mewarnai latar belakangnyamenjadi hitam gelap. Pada pewarnaan ini mikroorganisme kelihatan transparan (tembus pandang).Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Pada pewarnaan ini olesan tidak mengalami pemanasan atau perlakuan yang keras dengan bahan-bahan kimia, maka terjadinyapenyusutan dan salah satu bentuk agar kurang sehingga penentuan sel dapat diperoleh dengan lebihtepat. Metode ini menggunakan cat nigrosin atau tinta cina.Pewarnaan negatif memerlukan pewarna asam seperti eosin atau negrosin.pewarna asam memilikinegatif charge kromogen,tidak akan menembus atau berpenetrasi ke dalam sel karena negative chargepada permukaan bakteri. oleh karena itu, sel tidak berwarna mudah dilihat dengan latar belakang berwarna

Bakteri Gram dan Pewarnaannya

BAB I. PENDAHULUAN
Jasad hidup yang ukurannya kecil sering disebut sebagai mikroba atau mikroorganisme atau jasad renik. Jasad renik disebut sebagai mikroba bukan hanya karena ukurannya yang kecil, sehingga sukar dilihat dengan mata biasa, tetapi juga pengaturan kehidupannya yang lebih sederhana dibandingkan dengan jasad tingkat tinggi. Mata biasa tidak dapat melihat jasad yang ukurannya kurang dari 0,1 mm. Ukuran mikroba biasanya dinyatakan dalam mikron ( ), 1 mikron adalah 0,001 mm. Sel mikroba umumnya hanya dapat dilihat dengan alat pembesar atau mikroskop, walaupun demikian ada mikroba yang berukuran besar sehingga dapat dilihat tanpa alat pembesar.
Whittaker membagi jasad hidup menjadi tiga tingkat perkembangan, yaitu: (1) jasad prokariotik yaitu bakteri dan ganggang biru (Divisio Monera), (2) Jasad eukariotik uniseluler yaitu algae sel tunggal, khamir dan protozoa (Divisio Protista), dan (3) Jasad eukariotik multiseluler dan multinukleat yaitu Divisio Fungi, Divisio Plantae, dan Divisio Animalia. Sedangkan Woese menggolongkan jasad hidup terutama berdasarkan susunan kimia makromolekul yang terdapat di dalam sel. Pembagiannya yaitu terdiri Arkhaebacteria, Eukaryota (Protozoa, Fungi, Tumbuhan dan Binatang), dan Eubacteria.
Bakteri merupakan mikroba prokariotik uniselular yang berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan sel. Bakteri tidak berklorofil kecuali beberapa yang bersifat fotosintetik. Bakteri ada yang dapat hidup bebas, parasit, saprofit, patogen pada manusia, hewan dan tumbuhan. Bakteri tersebar luas di alam, dalam tanah, atmosfer (sampai + 10 km diatas bumi), di dalam lumpur, dan di laut. Bakteri mempunyai bentuk bulat, batang, dan lengkung, namun bentuk bakteri juga dapat dipengaruhi oleh umur. Bakteri dapat mengalami perubahan bentuk yang disebabkan faktor makanan, suhu, dan lingkungan, juga dapat mengalami pleomorfi, yaitu bentuk yang bermacam-macam dan teratur walaupun ditumbuhkan pada syarat pertumbuhan yang sesuai. Umumnya bakteri berukuran 0,5-10 μ. Bakteri diklasifikasikan berdasarkan deskripsi sifat morfologi dan fisiologi. Bakteri dibagi menjadi 1 kelompok (grup), dengan Cyanobacteria pada grup 20. Pembagian ini berdasarkan bentuk, sifat gram, kebutuhan oksigen, dan apabila tidak dapat dibedakan menurut ketiganya maka dimasukkan ke dalam kelompok khusus.
BAB II. ISI
A. PENGERTIAN BAKTERI
I. Sel Prokariotik
Sel prokariotik berukuran lebih kecil dari sel eukariotik. Sel ini tidak mempunyai organela seperti mitokondria, khloroplas dan aparat golgi.
Inti sel prokariotik tidak mempunyai membran. Bahan genetis terdapat di dalam sitoplasma, berupa untaian ganda (double helix) DNA berbentuk lingkaran yang tertutup. “Kromosom” bakteri pada umumnya hanya satu, tetapi juga mempunyai satu atau lebih molekul DNA yang melingkar (sirkuler) yang disebut plasmid. Sel prokariotik tidak mengandung organel yang dikelilingi oleh membran. Ribosom yang dimiliki sel prokariot lebih kecil yaitu berukuran 70S. Ukuran genom sel prokariot berbeda dengan sel eukariot. Jumlah DNA penyusun pada sel prokariot berkisar antara 0,8-8.106 pasangan basa (pb) DNA. Sel prokariotik tidak seluruhnya membutuhkan oksigen, misalnya pada bakteri anaerob.
II. Struktur Sel
1. Membran Sel Prokariotik
Pada beberapa bakteri, membran mengelilingi sitoplasma tanpa menunjukkan adanya lipatan. Membran pada bakteri lain mengalami pelipatan ke dalam yang disebut mesosom. Pada bakteri fotosintetik, khlorofil tidak terdapat dalam suatu khloroplas, melainkan terdapat dalam membran yang sangat berlipat-lipat di dalam sel, yang disebut membran tilakoid. Sistem fotosintetik pada bakteri disamping menggunakan khlorofil, juga karotenoid. Keduanya mengandung sistem transport elektron yangmenghasilkan ATP pada proses fotosintesis.
2. Dinding Sel
Dinding sel bakteri bersifat agak elastis dan tidak bersifat permeable terhadap garam dan senyawa tertentu dengan berat molekul rendah. Secara normal konsentrasi garam dan gula yang menentukan tekanan osmotik di dalam sel lebih tinggi daripada di luar sel. Apabila tekanan osmose di luar sel naik, air sel akan mengalir keluar, protoplasma mengalami pengkerutan, dan membran akan terlepas dari dinding sel. Proses ini disebut dengan plasmolisis.
Dinding sel bakteri gram positif: Dinding sel bakteri gram positif terdiri 40 lapis rangka dasar murein, meliputi 30-70 % berat kering dinding sel bakteri. Senyawa lain penyusun dinding sel gram positif adalah polisakarida yang terikat secara kovalen, dan asam teikoat yang sangat spesifik.
Dinding sel bakteri gram negatif: Dinding sel bakteri gram negatif hanya terdiri atas satu lapis rangka dasar murein, dan hanya meliputi + 10% dari berat kering dinding sel. Murein hanya mengandung diaminopemelat, dan tidak mengandung lisin. Di luar rangka murein tersebut terdapat sejumlah besar lipoprotein, lipopolisakarida, dan lipida jenis lain. Senyawa-senyawa ini merupakan 80 % penyusun dinding sel. Asam teikoat tidak terdapat dalam dinding sel ini.
4. Flagel dan Pili
Flagel merupakan salah satu alat gerak bakteri. Letak flagel dapar polar, bipolar, peritrik, maupun politrik. Flagel mengakibatkan bakteri dapat bergerak berputar. Penyusun flagel adalah sub unit protein yang disebut flagelin, yang mempunyai berat molekul rendah. Ukuran flagel berdiameter 12-18 nm dan panjangnya lebih dari 20 nm. Pada beberapa bakteri, permukaan selnya dikelilingi oleh puluhan sampai ratusan pili, dengan panjang 12 nm. Pili disebut juga sebagai fimbrae. Sex-pili berperan pada konjugasi sel. Pada bakteri Escherichia coli strain K-12 hanya dijumpai 2 buah pili.
5. Kapsul dan Lendir
Beberapa bakteri mengakumulasi senyawa-senyawa yang kaya akan air, sehingga membentuk suatu lapisan di permukaan luar selnya yang disebut sebagai kapsul atau selubung berlendir. Fungsinya untuk kehidupan bakteri tidak begitu esensial, namun menyebabkan timbulnya sifat virulen terhadap inangnya. Keberadaan kapsul mudah diketahui dengan metode pengecatan negatif menggunakan tinta cina atau nigrosin. Kapsul akan tampak transparan diantara latar belakang yang gelap. Pada umumnya penyusun utama kapsul adalah polisakarida yang terdiri atas glukosa, gula amino, rhamnosa, serta asam organik seperti asam piruvat dan asam asetat. Ada pula yang mengandung peptida, seperti kapsul pada bakteri Bacillus sp. Lendir merupakan kapsul yang lebih encer. Adakalanya kapsul bakteri dapat dipisahkan dengan metode penggojokan kemudian diekstrak untuk menghasilkan lendir.
III. Klasifikasi Bakteri
1. Bakteri berbentuk kokus (bulat)
a. Bakteri kokus gram positif
Aerobik: Micrococcus, Staphylococcus, Streptococcus, Leuconostoc
Anaerobik: Methanosarcina, Thiosarcina, Sarcina, Ruminococcus
b. Bakteri kokus gram negatif
Aerobik: Neisseria, Moraxella, Acinetobacter, Paracoccus (grup 10)
Anaerobik: Veillonella, Acidaminococcus, Megasphaera (grup 11)

2. Bakteri berbentuk batang
a. Bakteri gram positif
1. Bakteri gram positif tidak membentuk spora (grup 16)
Aerobik: Lactobacillus, Listeria, Erysipelothrix, Caryophanon.
2. Bakteri Coryneform dan actinomycetes (grup 17)
Aerobik Coryneform: Corynebacterium, Arthrobacter, Brevibacterium, Cellulomonas, Propionibacterium, Eubacterium, Bifidobacterium.
Aerobik Actinomycetes: Mycobacterium, Nocardia, Actinomyces, Frankia, Actinoplanes, Dermatophilus, Micromonospora, Microbispora, Streptomyces, Streptosporangium.
3. Bakteri pembentuk endospora (grup 15)
Aerobik: Bacillus, Sporolactobacillus, Sporosarcina, Thermoactinomyces
Anaerobik: Clostridium, Desulfotomaculum, Oscillospira
b. Bakteri gram negatif
1. Bakteri gram negatif aerobik (grup 7)
Aerobik: Pseudomonas, Xanthomonas, Zoogloea, Gluconobacter, Acetobacter, Azotobacter, Azomonas, Beijerinckia, Derxia, Rhizobium, Agrobacterium, Alcaligenes, Brucella, Legionella, Thermus.
2. Bakteri gram negatif aerobik khemolitotrofik (grup12)
Aerobik: Nitrobacter, Nitrospira, Nitrococcus, Nitrosomonas, Nitrosospira, Nitrosococcus, Nitrosolobus.
3. Bakteri berselubung (grup 3)
Aerobik: Sphaerotilus, Leptothrix, Cladothrix, Crenothrix.
4. Bakteri gram negatif fakultatif anaerobik (grup 8 )
Fakultatif anaerobik: Escherichia coli, Klebsiella, Enterobacter, Salmonella, Shigella, Proteus, Serratia, Erwinia, Yersinia, Vibrio, Aeromonas, Photobacterium.
5. Bakteri gram negatif anaerobik (grup 9)
Sangat Anaerobik: Bacteroides, Fusobacterium, Leptotrichia
6. Bakteri Methanogens dan arkaebakteria (grup 13)
Sangat Anaerobik: Methanobacterium, Methanothermus, Methanosarcina, Methanothrix, Methanococcus.
Aerobik: Halobacterium, Halococcus, Thermoplasma.
Anaerobik: Thermoproteus, Pyrodictium, Desulforococcus.

3. Bakteri berbentuk lengkung
a. Bakteri gram negatif spiril dan lengkung (grup 6)
Aerobik: Spirillum, Aquaspirillum, Azospirillum, Oceanospirillum, Campylobacter, Bdellovibrio, Microcyclus, Pelosigma.
b. Bakteri gram negatif lengkung anaerobik (grup 9)
Anaerobik: Desulfovibrio, Succinivibrio, Butyrivibrio, Selenomonas.
c. Spirochaeta (grup 5)
Aerobik dan anaerobik: Spirochaeta, Cristispira, Treponema, Borrelia, Leptospira.
4. Bakteri yang termasuk kelompok khusus


a. Bakteri yang merayap (meluncur) (grup 2)
Bakteri ini dapat merayap walaupun tidak berflagela. Bakteri ini selalu bersifat gram negatif. Dalam kelompok ini termasuk beberapa ganggang biru, beberapa bakterikhemoorganotrof dan beberapa bakteri belerang (sulfur). Kelompok bakteri yang menjadi anggota bakteri merayap (meluncur) adalah sbb:
1. Bakteri yang mengandung sulfur intraselular, berbentuk benang. Contoh: Beggiatoa, Thiothrix, Achromatium.
2. Bakteri bebas sulfur, membentuk trikoma (bulu). Contoh: Vitreoscilla, Leucothrix, Saprospira.
3. Bakteri uniselular, bentuk batang pendek. Contoh: Cytophaga, Flexibacter, Myxobacteria.
4. Bakteri fototrof yang bergerak merayap. Contoh: Chloroflexus
5. Cyanobacteria yang bergerak merayap. Contoh: Oscillatoria.
b. Bakteri bertangkai atau bertunas (grup 4)
Bakteri ini mempunyai struktur mirip tangkai atau tunas yang merupakan tonjolan dari sel, atau hasil pengeluaran lendir. Contoh: Hypomicrobium, Caulobacter, Prosthecomicrobium, Ancalomicrobium, Gallionella, Nevskia.
c. Bakteri parasit obligat: Rickettsiae dan Chlamydiae (grup 18)
Merupakan bakteri yang berukuran paling kecil, tetapi lebih besar dari virus, yaitu 0,3×2μ. Bentuk sel pleomorfik, dapat berupa batang, kokus, atau filamen. Bakteri ini cara hidupnya sebagai parasit sejati (parasit obligat) di dalam sel jasad lain dan bersifat patogen. Hidupnya intraselular di dalam sitoplasma dan inti sel binatang dan manusia. Oleh karena itu bakteri kelompok ini merupakan penyebab penyakit, yang biasanya ditularkan oleh vektor serangga. Contoh: Rickettsia prowazekii, Chlamydia trachomatis, Coxiella burnetii.
d. Mycoplasma (klas Mollicutes) (grup 19)
Mycoplasma disebut juga PPLO (Pleuropneumonia Like Organisms). Cirinya yaitu tidak mempunyai dinding sel, atau merupakan bentuk L dari bakteri sejati (Eubakteria) atau bentuk speroplas sel eubakteria, sehingga sifatnya mirip bakteri sejati. Mycoplasma berukuran 0,001-7μ . Umumnya lebih besar dari Rickettsiae dan dapat dicat dengan cat anilin. Ukuran koloni mencapai 10-600μNOSelnya berbentuk kokus, filamen, roset, dan sangat pleomorfik. Selnya dapat memperbanyak diri dengan pembelahan biner, fragmentasi, dan perkecambahan. Cara hidupnya sebagai saprofit atau patogen. Contoh: Mycoplasma mycoides, M. homonia, M. orale, Acholeplasma, Spiroplasma.
Bakteri bentuk L atau bakteri dalam bentuk protoplas, tidak berdinding sel. Hal ini dapat terjadi karena mutasi atau dibuat. Contohnya (a) Mycobacterium tuberculosis dalam medium dengan tegangan muka rendah dan ditambah lisosim serta EDTA, (b) Strain mutan Staphylococcus aureus dalam medium dengan penisilin G.
e. Bakteri anaerobik anoksigenik fototrofik (grup 1)
Bakteri ini mempunyai ciri berpigmen fotosintetik. Ada yang berbentuk kokus, batang, dan lengkung. Berdasarkan sifat fisiologinya dapat dibagi menjadi:
1. Familia Thiorhodaceae (bakteri sulfur ungu). Contoh: Thiospirillum sp., Chromatium sp.
2. Familia Athiorhodaceae/Rhodospirillaceae (bakteri sulfur non-ungu). Contoh: Rhodospirillum, Rhodopseudomonas.
3. Familia Chlorobiaceae (bakteri sulfur hijau). Contoh: Chlorobium, Chloropseudomonas, Chlorochromatium.
f. Bakteri aerobik oksigenik fototrofik: Cyanobacteria (grup 20)
Bakteri ini termasuk Myxophyceae atau Cyanophyceae. Sifatnya yang mirip bakteri adalah dinding selnya terdiri mukokompleks, tidak berdinding inti, tidak ada mitokondria dan kloroplas. Sifatnya yang berbeda adalah dapat berfotosintesa mirip tumbuhan tingkat tinggi, dan menghasilkan O2. Bakteri ini mempunyai klorofil a dan fikobilin (fikosianin dan fikoeritrin). Bentuk selnya tunggal (uniselular), koloni, dan benang-benang (filamen). Selnya dapat bergerak meluncur tetapi sangat lambat (250 μ per menit), meskipun tidak berflagela. Cara hidupnya bebas, dan berasosiasi simbiosis. Umumnya dapat menambat nitrogen dari udara, dan bersifat fotoautotrof obligat. Contoh: Gloeobacter, Gloeocapsa, Dermocarpa, Spirulina, Nostoc, Anabaena, Oscillatoria, Calothrix, Cylindrospermum. Anabaena azollae dapat bersimbiosis dengan tanaman paku air Azolla sp. dan Nostoc bersimbiosis dengan jamur membentuk Lichenes.




B. PEWARNAAN BAKTERI GRAM
Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas, termasuk bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk melihat dan mengamati bentuk sel bakteri  dalam keadaan hidup sangat sulit, sehingga untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan sel bekteri, sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah diamati. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan. Oleh karena itu teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salahsatu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi.
Struktur di dalam sel pada tempat-tempat yang dibentuk oleh spesies ini, disebut endospora. Endospora dapat bertahan hidup dalam keadaan kekurangan nutrien, tahan terhadap panas, kekeringan, radiasi UV serta bahan-bahan kimia. Ketahanan tersebut disebabkan oleh adanya selubung spora yang tebal dan keras. Sifat-sifat ini menyebabkan dibutuhkannya perlakuan yang keras untuk mewarnainya. Hanya bila diperlukan panas yang cukup, pewarna yang sesuai dapat menembus endospora. Tetapi sekali pewarna memasuki endospora, sukar untuk dihilangkan. Ukuran dan letak endospora di dalam sel merupakan ciri-ciri yang digunakan untuk membedakan spesies-spesies bakteri yang membentuknya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri yaitu fiksasi, peluntur warna , substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup. Suatu preparat yang sudah meresap suatu zat warna, kemudian dicuci dengan asam encer maka semua zat warna terhapus. sebaliknya terdapat juga preparat yang tahan terhadap asam encer. Bakteri-bakteri seperti ini dinamakan bakteri tahan asam, dan hal ini merupakan ciri yang khas bagi suatu spesies.
Teknik pewarnaan warna pada bakteri dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu pengecatan sederhana, pengecatan negatif, pengecatan diferensial dan pengecatan struktural. Pemberian warna pada bakteri atau jasad- jasad renik lain dengan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada lapisan tipis, atau olesan, yang sudah difiksasi, dinamakan pewarnaan sederhana. Prosedur pewarnaan yang menampilkan perbedaan di antara sel-sel microbe atau bagian-bagian sel microbe disebut teknik pewarnaan diferensial. Sedangkan pengecatan struktural hanya mewarnai satu bagian dari sel sehingga dapat membedakan bagian-bagian dari sel. Termasuk dalam pengecatan ini adalah pengecatan endospora, flagella dan pengecatan kapsul.
Macam-macam pewarnaan:

1. Pewarnaan negatif
- Bakteri tidak diwarnai, tapi mewarnai latar belakang
- Ditujukan untuk bakteri yang sulit diwarnai, seperti spirochaeta
Cara pewarnaan negatif
- Sediaan hapus → teteskan emersi → lihat dimikroskop
Pewarnaan negatif, metode ini bukan untuk mewarnai bakteri tetapi mewarnai latar belakangnya menjadi hitam gelap. Pada pewarnaan ini mikroorganisme kelihatan transparan (tembus pandang). Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Pada pewarnaan ini olesan tidak mengalami pemanasan atau perlakuan yang keras dengan bahan-bahan kimia, maka terjadinya penyusutan dan salah satu bentuk agar kurang sehingga penentuan sel dapat diperoleh dengan lebih tepat. Metode ini menggunakan cat nigrosin atau tinta cina.

2. Pewarnaan sedehana
- Menggunakan satu macam zat warna (biru metilen/air fukhsin)
- Tujuan hanya untuk melihat bentuk sel
Pewarnaan sederhana, merupakan pewarna yang paling umum digunakan. Berbagai macam tipe morfologi bakteri (kokus, basil, spirilum, dan sebagainya) dapat dibedakan dengan menggunakan pewarna sederhana, yaitu mewarnai sel-sel bakteri hanya digunakan satu macam zat warna saja. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofilik (suka akan basa) sedangkan zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen kromoforiknya bermuatan positif).

3. Pewarnaan Tahan Asam
Pewarnaan ini dilakukan pada bakteri tahan asam dalam proses warna akibat Alkohol-asam, dan penggunaan pembalik warna pada tahap akhir dari proses  sehingga menghasilkan warna merah.
4. Pewarnaan structural/khusus
- Untuk mewarnai struktur khusus/tertentu dari bakteri→ kapsul, spora, flagel dll
i)        Pewarnaan kapsul
Pewarnaan ini menggunakan larutan Kristal violet panas, lalu larutan tembaga sulfat sebagai pembilasan menghasilkan warna biru pucat pada kapsul, karena jika pembilasan dengan air dapat melarutkan kapsul. Garam tembaga juga memberi warna pada latar belakang. Yang berwana biru gelap.
ii)       Pewarnaan spora
Dinding spora relative tidak permeable, namun zat warna bias menembusnya dengan cara memanaskan preparat.
iii)     Pewarnaan flagel
Pewarnaan flagel dengan memberi suspense koloid garam asam tanat yang tidak stabil, sehingga terbentuk presipitat tebal pada dinding sel dan flagel.
iv)     Pewarnaan nucleoid
Pewarnaan nucleoid menggunakan pewarna fuelgen yang khusus untuk DNA.

5. Pewarnaan diferensial
- menggunakan lebih dari satu macam zat warna
- Tujuan untuk membedakan antar bakteri
- Contoh: Pewarnaan Gram, Pewarnaan Bakteri Tahan Asam
Tujuan dari pewarnaan adalah untuk memudahkan melihat bakteri dengan mikroskop, memperjelas ukuran dan bentuk bakteri, untuk melihat struktur luar dan struktur dalam bakteri seperti dinding sel dan vakuola, menghasilkan sifat-sifat fisik dan kimia yang khas daripada bakteri dengan zat warna, serta meningkatkan kontras mikroorganisme dengan sekitarnya.
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram-positif dan gram-negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853–1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae.
Dengan metode pewarnaan Gram, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri Gram positif dan Gram negatif berdasarkan reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya. Oleh karena itu, pengecatan Gram tidak bisa dilakukan pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp Contoh bakteri yang tergolong bakteri tahan asam, yaitu dari genus Mycobacterium dan beberapa spesies tertentu dari genus Nocardia. Bakteribakteri dari kedua genus ini diketahui memiliki sejumlah besar zat lipodial (berlemak) di dalam dinding selnya sehingga menyebabkan dinding sel tersebut relatif tidak permeabel terhadap zat-zat warna yang umum sehingga sel bakteri tersebut tidak terwarnai oleh metode pewarnaan biasa, seperti pewarnaan sederhana atau Gram.
Zat warna adalah senyawa kimia berupa garam-garam yang salah satu ionnya berwarna. Garam terdiri dari ion bermuatan positif dan ion bermuatan negatif. Senyawa-senyawa kimia ini berguna untuk membedakan bakteri-bakteri karena reaksinya dengan sel bakeri akan memberikan warna berbeda. Perbedaan inilah yang digunakan sebagai dasar pewarnaan bakteri. Sel-sel warna dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu asam dan basa. Jika warna terletak pada muatan positif dari zat warna, maka disebut zat warna basa. Jika warna terdapat pada ion negatif, maka disebut zat warna asam. Contoh zat warna basa adalah methylen blue, safranin, netral red, dan lain-lain. Sedangkan anionnya pada umumnya adalah Cl-, SO4 -, CH3COO-, COOHCOO. Zat warna asam umumnya mempunyai sifat dapat bersenyawa lebih cepat dengan bagian sitoplasma sel sedangkan zat warna basa mudah bereaksi dengan bagianbagian inti sel. Pewarnaan bakteri dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti : fiksasi, peluntur warna, substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup. Pada bakteri gram positif menunjukkan warna biru ungu dan bakteri gram negatif berwarna merah.
Dalam pewarnaan gram diperlukan empat reagen yaitu :
  • Zat warna utama (violet kristal)
  • Mordan (larutan Iodin) yaitu senyawa yang digunakan untuk mengintensifkan warna utama.
  • Pencuci / peluntur zat warna (alcohol / aseton) yaitu solven organic yang digunakan uantuk melunturkan zat warna utama.
  • Zat warna kedua / cat penutup (safranin) digunakan untuk mewarnai kembali sel-sel yang telah kehilangan cat utama setelah perlakuan denga alcohol.
Bakteri Gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram-positif akan mempertahankan zat warna metil ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram-negatif tidak. Pada uji pewarnaan Gram, suatu pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah metil ungu, yang membuat semua bakteri gram-negatif menjadi berwarna merah atau merah muda. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka.
Pengecatan gram dilakukan dalam 4 tahap yaitu
1. Pemberian cat warna utama (cairan kristal violet) berwarna ungu.
2. Pengintesifan cat utama dengan penambahan larutan mordan JKJ.
3. Pencucian (dekolarisasi) dengan larutan alkohol asam.
4. Pemberian cat lawan yaitu cat warna safranin
Pada proses pewarnaan gram, harus gelas obyek yang bersih. Pembersihan ini dilakukan supaya gelas obyek bebas lemak dan debu. Pembersihan biasanya  menggunakan alkohol . Setelah di cuci kemudian di beri satu tetes aquades pada permukaan gelas obyek. Kultur bakteri murni diambil dan diratakan diatas kaca obyek. Pengambilan kultur bakteri tidak diambil terlalu banyak, karena jika terlalu banyak akan sulit diratakan dan apabila kultur bakteri tidak dapat diratakan tipis-tipis maka bakteri akan tertimbun hal ini akan mengakibatkan pemeriksaan bentuknya satu per satu menjadi tidak jelas.
Apabila sudah kering, dilakukan fiksasi dengan cara melewatkan diatas nyala api. Proses fiksasi dilakukan supaya bakteri benar-benar melekat pada kaca obyek sehingga olesan bakteri tidak akan terhapus apabila dilakukan pencucian. Yang perlu diperhatikan dalam proses fiksasi adalah bidang yang mengandung bakteri dijaga agar tidak terkena nyala api. Setelah dilakukan fiksasi kemudian ditetesi dengan kristal violet dan dibiarkan. Kemudian dicuci dengan air mengalir dan dibiarkan sampai kering (dengan cara dianginkan). Pencucian dengan air bertujuan untuk mengurangi kelebihan zat warna dari violet kristal. Setelah kelebihan zat warna dicuci dengan air kemudian diberi larutan iodin dan dibiarkan sehingga terbentuk suatu kompleks antara violet kristal dan iodin. Olesan bakteri kemudian dicuci kembali dengan air mengalir. Kemudian dicuci dengan etanol dan dicuci kembali dengan air mengalir.
Pewarnaan selanjutnya dengan menggunakan safranin dan diamkan. Kemudian cuci dengan air mengalir dan kering dianginkan, kemudian diamati dibawah mikroskop.
Pemberian kristal violet pada bakteri gram positif akan meninggalkan warna ungu muda. Perbedaan respon terhadap mekanisme pewarnaan gram pada bakteri adalah didasarkan pada struktur dan komposisi dinding sel bakteri. Bakteri gram positif mengandung protein dan gram negative mengandung lemak dalam persentasi lebih tinggi dan dinding selnya tipis. Pemberian alkohol (etanol) pada praktikum pewarnaan bakteri, menyebabkan terekstraksi lipid sehingga memperbesar permeabilitas dinding sel. Pewarnaan safranin masuk ke dalam sel dan menyebabkan sel menjadi berwarna merah pada bakteri gram negatif sedangkan pada bakteri gram positif dinding selnya terdehidrasi dengan perlakuan alkohol, pori – pori mengkerut, daya rembes dinding sel dan membran menurun sehingga pewarna safranin tidak dapat masuk sehingga sel berwarna ungu.
Perbedaan dasar antara bakteri gram positif dan negatif adalah pada komponen dinding selnya. Kompleks zat iodin terperangkap antara dinding sel  dan membran sitoplasma organisme gram positif, sedangkan penyingkiran zat lipida dari dinding sel organisme gram negatif dengan pencucian alcohol memungkinkan hilang dari sel. Bakteri gram positif memiliki membran tunggal yang dilapisi peptidohlikan yang tebal (25-50nm) sedangkan bakteri negative lapisan peptidoglikogennya tipis (1-3 nm).
Sifat bakteri terhadap pewarnaan Gram merupakan sifat penting untuk membantu determinasi suatu bakteri. Beberapa perbedaan sifat yang dapat dijumpai antara bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif yaitu:
Ciri-ciri bakteri gram negatif yaitu:
-          Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10 – 15 mm, berlapis tiga atau multilayer.
-          Dinding selnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan terdapat didalam
-          lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit ± 10% dari berat kering, tidak mengandung asam tekoat.
-          Kurang rentan terhadap senyawa penisilin.
-          Pertumbuhannya tidak begitu dihambat oleh zat warna dasar misalnya kristal violet.
-          Komposisi nutrisi yang dibutuhkan relatif sederhana.
-          Tidak resisten terhadap gangguan fisik.
-          Resistensi terhadap alkali (1% KOH) lebih pekat
-          Peka terhadap streptomisin
-          Toksin yang dibentuk Endotoksin
Ciri-ciri bakteri gram positif yaitu:
-          Struktur dinding selnya tebal, sekitar 15-80 nm, berlapis tunggal atau monolayer.
-          Dinding selnya mengandung lipid yang lebih normal (1-4%), peptidoglikan ada yang sebagai lapisan tunggal. Komponen utama merupakan lebih dari 50% berat ringan. Mengandung asam tekoat.
-          Bersifat lebih rentan terhadap penisilin.
-          Pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu kristal.
-          Komposisi nutrisi yang dibutuhkan lebih rumit.
-           Lebih resisten terhadap gangguan fisik.
-          Resistensi terhadap alkali (1% KOH) larut
-          Tidak peka terhadap streptomisin
-          Toksin yang dibentuk Eksotoksin Endotoksin
BAB III. KESIMPULAN
  • Bakteri merupakan sel prokariotik berukuran lebih kecil dari sel eukariotik.
  • Bakteri mempunyai struktur el yang terdiri atas Membran Sel , Dinding Sel, Flagel dan Pili, serta Kapsul dan Lendir
  • Bakteri di Klasifikasi atas dua golongan, yakni bakteri gram-positif dan bakteri gram-negatif.  Terbagi atas:
    • Bakteri berbentuk kokus (bulat)
    • Bakteri berbentuk batang
    • Bakteri berbentuk lengkung
    • Bakteri yang termasuk kelompok khusus
  • Bakteri diidentifikasi dengan metode pengecatan atau pewarnaan sel bekteri yang berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya dengan mikroskop, memperjelas ukuran dan bentuk bakteri, untuk melihat struktur luar dan struktur dalam bakteri seperti dinding sel dan vakuola, menghasilkan sifat-sifat fisik dan kimia yang khas daripada bakteri dengan zat warna, serta meningkatkan kontras mikroorganisme dengan sekitarnya.
  • Faktor-faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri yaitu fiksasi, peluntur warna , substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup.
  • Teknik pewarnaan warna pada bakteri dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu pengecatan sederhana, pengecatan negatif, pengecatan diferensial dan pengecatan struktural.
  • Pewarnaan negative merupakan metode mewarnai latar belakangnya menjadi hitam gelap.
  • Pewarnaan sederhana, merupakan pewarna yang paling umum digunakan, yaitu mewarnai sel-sel bakteri hanya digunakan satu macam zat warna saja.
  • Pewarnaan structural/khusus Untuk mewarnai struktur khusus/tertentu dari bakteri seperti kapsul, spora, flagel dll
  • Pewarnaan diferensial merupakan pewarnaan menggunakan lebih dari satu macam zat warna yang bertujuan untuk membedakan antar bakteri. Contoh: Pewarnaan Gram, Pewarnaan Bakteri Tahan Asam
  • Dengan metode pewarnaan Gram, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri Gram positif dan Gram negatif berdasarkan reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut.
  • Pewarnaan bakteri dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti : fiksasi, peluntur warna, substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup.
  • Pada bakteri gram positif menunjukkan warna biru ungu dan bakteri gram negatif berwarna merah.
  • Dalam pewarnaan gram diperlukan empat reagen yaitu :
    • Zat warna utama (violet kristal)
    • Mordan (larutan Iodin) yaitu senyawa yang digunakan untuk mengintensifkan warna utama.
    • Pencuci / peluntur zat warna (alcohol / aseton) yaitu solven organic yang digunakan uantuk melunturkan zat warna utama.
    • Zat warna kedua / cat penutup (safranin) digunakan untuk mewarnai kembali sel-sel yang telah kehilangan cat utama setelah perlakuan denga alkohol.

DAFTAR PUSTAKA

Jawetz, Melnick, Adelberg, 2008, Mikrobiologi Kedokteran, edisi 23, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Prescott, Harley, Klein’s, 2008, Microbiology 7th edition, Published by McGraw-Hill, Boston.
Bailey and Scott’s, 2007, Diagnostic Microbiology 12th edition, Mosby Elsevier, Houston.
Entjang I, 2003, Mikrobiologi dan Parasitologi Untuk Akademi Keperawatan, PT. Citra Aditya Bakti, Jakarta.
Iud W, 2008, Teknik dan Metode Dasar Dalam Mikrobiologi, UMM Pres, Malang.
PEWARNAAN
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sel bakteri dan mikroorganisme lainnya diamati dengan bantuan mikroskop. Terutama sel bakteri selain selnya sangat kecil, juga transparan dan tidak berwarna. Setelah metode pewarnaan diketahui dan dikembangkan. Pengamatan bakteri menjadi lebih muda. Bahkan hasil pewarnaan itu dapat digunakan untuk pewarnaan lebih lanjut dan mendalam. Diantaranya digunakan dalam penentuan jenis atau identifikasi. Banyak metode pewarnaan yang dapat dilakukan dan setiap metode mempunyai tujuan-tujuan tertentu. (Mila Ermila, 2005, Penuntun Praktikum Mikrobiologi)
B. Tujuan Praktikum
Mempelajari tehnik pewarnaan dan mengamati bentuk-bentuk bakteri dan reaksinya terhadap zat kimia (pewarna)
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pewarnaan gram menghasilkan 2 (dua) kelompok besar bakteri, yaitu gram positif yang berwarna ungu dan gram negatif yang berwarna merah. Adanya hram positif dan gram negatif disebabkan oleh perbedaan bandingan dinding sel bakteri. Kandungan senyawa peptidoglikan pada dinding sel gram positif lebih tebal dibandingkan pada dinding gram negatif. Beberapa cara pengecetan, yaitu :
- Pengecetan negatif
- Pengecetan sederhana
- Pengecetan gram
- Pengecetan ziehl nielsen
- Pengecetan kapsul
- Pengecetan spora
- Pengecatan flagella
(Ani Murniati, 2000. Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi)
Pewarnaan sederhana merupakan teknik pewarnaan yang paling banyak digunakan. Disebut sederhana karena hanya menggunakan satu jenis zat warna untuk mewarnai organisme tersebut. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarnaan-pewarnaan sederhana karena sitoplasamanya bersifat basofilik (suka dan basa). Zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkolin. Dengan pewarnaan sederhana dapat mengetahui bentuk dan rangkaian sel-sel bakteri. Pewarna basa yang biasa digunakan untuk pewarnaan sederhana ialah memilen biru, krisdal violet dan karbol fuehsin.
(Mila Ermila, 2005, Penuntun Praktikum Mikrobiologi)
III. METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan bahan
- Mikroskop
- Lampu spirtus
- Jarum/loup inokulasi
- Rak dan rak pencuci
- Objek glass
- Botol semprot
- Kertas isap
- Biakan bakteri 24-48 jam
- Metilen biru
- Kertas lensa
- Minyak imersi
- Xilal
B. Cara Kerja
 1. Buatlah sediaan mikroskop dari biakan yang akan diwarnai
2. Tuangi sediaan tersebut dengan metilen biru, larutan cat warna harus menutupi seluruh permukaan sediaan
3. Biarkan selama 1-3 menit
4. Bilaslah sediaan dengan air menggunakan botol semprot, air didihkan tidak boleh kena sediaan langsung
5. Keringkanm di udara
6. Amati sediaan di bawah mikroskop dengan menggunakan lensa objektif 100x yang terlebih dahulu sediaan ditetesi inyak emersi
7. Setelah diamati, bersihkan lensa objektif dengan menggunakan kapas yang telah dibasahi xilol (untuk menghapus minyak emersi)

Tuesday, April 24, 2012

Menghitung Jumlah Leukosit

Menghitung umlah Leukosit

menghitung jumlah leukosit

Nama                                                    : Pascalis Woge
Nim                                                       : 09 3145 453 041
Hari/Tanggal                                      : Jum’at,30 Mei 2010
Nama Penetapan                             : Menghirung leukosit dengan menggunakan kamar hitung
Tujuan Penetapan                           : untuk mengetahui jumlah leukosit dalam darah
Landasan Teori                                   : darah diencerkan dalam pipet leukosit,kemudian dimasukkan kedalam kamar hitung.jumlah leukosit dihitung dalam volume tertentu dengan mengenakan faktor konversi jumlah leukosit permikroliter darah dapat diperhitungkan.larutan pengencer ialah larutan turk yang mempunyai susunan sebagai berikut:larutan gentianviolet 1 % dalam air 1 ml,asam asetat glesial 1 ml;aquadest 100ml saringlah sebelum dipakai.
Alat dan Bahan
: Alat
Spoit
Pipet tetes
Kamar hituung
Pipet leukosit
Tabung
Mikroskop
Bahan
Darah vena
Larutan turk
Cara kerja
: A. Mengisi darah leukosit
  1. 1. Menghisap darah sebanyak 0,5ml
  2. 2. Menghapus kelebihan darah yang melekat pada bagian luar pipet
  3. 3. Memasukkan ujung pipet  kedalam larutan turj diisap perlahan-lahan sampai pada garis tanda 11.
  4. 4. Mengangkat pipet dari cairan,tutup ujung pipett dengan ujung jari lalu melepaskan karet penghisap.
  5. 5. Mengocok pipet selama 15-30 detik
B. Mengisi kamar hitun
1.   Meletakkan kamar hitung yang bersih dengan kaca penutupnya
2.    Mengocok pipet yang berisi darah terus menerus
3.    Membuang semua cairan yang ada di dalam batang kapiler (pipet 3-4 tetes) dan menyentuhkan ujung pipet padam permukaan kamar hitung dengan menyinggung pinggir kaca penutup.
4.     Membiarkan kamar hitung selama dua atau tiga menit supaya  leukosit dapat mengendap.
C. Menghitung jumlah sel
1.    Memekai lensa objektif dengan pembesaran 10x menurunkan kondensor dan mengecilkan diafragma.
2.    Fokus mikroskop diarahkan kepada garis-garis bagi itu.
3.    Menghitung semua leuosit yang terdapat dalam keempat bidang besar pada sudut-sudut seluruh permukaan yang dibagi
a.  Menghitung dari sudut kiri atas terus ke kanan kemudian  kebawah dan dari kanan ke kiri,lalu turun lagi kebawah dan darikanan.cara ini untuk bidang besar.
b.  Sel-sel yang menyinggung garis batas sebelah kiri atau garis atas haruslah dihitung sebaliknya sel yang menyinggung garis batas sebelah kanan atau bawaah tidak boleh dihitung.
D. Perhitungan
Pengenceran yang terjadi dalam pipet ialah 20x,jumlah semua sel yang dihitung dalam keempat bidang itu dibagi empat menunjukkan jumlah leukosit dalam 0,1 µl kelainan angka itu dengan 10 (untuk tinggi) dan dua puluh (untuk pengenceran) untuk mendapat jumlah leukosit dalam 1µl darah.Singkat jumlah sel yang dihitung kali 50= jumlah leukosit permikrometer darah.
Kesimpulan                                        :
Pengenceran darah yang lazim dipakai untuk menghitung leukosit ialah 20x tetapi menurut keadaan (leukositas tinggi atau leucopenia) pengenceran itu dapat diubah sesuai dengan keadaan itu.Pengaenceran dilakukan lebih tinggi pada leukositas dan lebih rendah pada leocopenia.

LAPORAN PRAKTIKUM II
Pengambilan Dara Vena danPemeriksaan laju endap darah(LED)

Nama                    :Pascalis Woge
Nim/kelompok     :09 3145 453 041/I
Tanggal mulai      :23 April 2010
Tanggal selesai     :23 April 2010
Nama Penetapan   : Pemeriksaan Laju Endapan Darah metode Westergreen.
Tujuan Penetapan :Untuk menetapkan nilai koagulan dan untuk mengetahui kecepatan laju         endap darah.
Dasar Prinsip        : Kecepatan endap darah atau laju endap darah adalah mengukur kecepatan                              sedimentasi sel eritrosit di dalam plasma. Satuannya mm/jam. Proses pemeriksaan sedimentasi (pengendapan) darah ini diukur dengan memasukkan darah kita ke dalam tabung khusus selama satu jam. Makin banyak sel darah merah yang mengendap maka makin tinggi Laju Endap Darah (LED)-nya.
Landasan teori      : Di dalam tubuh, suspensi sel-sel darah merah akan merata di seluruh plasma sebagai akibat pergerakan darah. Akan tetapi jika darah ditempatkan dalam tabung khusus yang sebelumnya diberi antikoagulan dan dibiarkan 1 jam, sel darah akan mengendap dibagian bawah tabung karena pengaruh gravitasi. Laju endap darah ( LED ) berfungsi untuk mengukur kecepatan pengendapan darah merah di dalam plasma ( nm/jam ). Tiga fase LED meliputi :
1. Fase pengendapan lambat I
Beberapa menit setelah percobaan dimulai, sel darah merah dalam keadaan melayang, sulit mengendap ( 1-30 menit 0
2. Fase pengendapan cepat
Terjadi setelah darah saling berikatan membentuk rauleaux permukaan relatife kecil , masa menjadi lebih berat ( 30-60 menit )
3. Fase pengendapan lambat II
Terjadi setelah sel darah mengendap, menampak di dasar tabung ( 60-120 menit )
Dalam keadaan normal nilai LED jarang melebihi 10 nm per jam. LED ditentukan dengan mengukur tinggi cairan plasma yang kelihatan jernih berada di atas sel darah merah yang mengendap pada akhir 1 jam ( 60 menit ). Nilai LED meningkat pada keadaan seperti kehamilan ( 35 mm/jam ), menstruasi, TBC paru-paru ( 65 mm/jam ) dan pada keadaan infeksi terutama yang disertai dengan kerusakan jaringan.
Metode yang dianjurkan oleh ICSH ( International Comunitet for Standardization in Hematology ) adalah cara westergren.



Alat dan Bahan Pemeriksaan LED  :   Alat :
  • Rak LED
  • Tabung Westergreen
  • Pipet Westergreen
Bahan :
  • NaCl 0.85 % 4 : 1
  • Natrium sitrat 3,2 %
  • EDTA
  • Darah 2 ml
Cara Kerja          :
  1. Cara kerja  : Metode Westergreen
v  Untuk melakukan pemeriksaan LED cara Westergreen diperlukan sampel darah citrat 4 : 1 (4 bagian darah vena + 1 bagian natrium sitrat 3,8 % ) atau darah EDTA yang diencerkan dengan NaCl 0.85 % 4 : 1 (4 bagian darah EDTA + 1 bagian NaCl 0.85%). Homogenisasi sampel sebelum diperiksa.
v  Sampel darah yang telah diencerkan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabung Westergreen sampai tanda/skala 0.
v  Tabung diletakkan pada rak dengan posisi tegak lurus, jauhkan dari getaran maupun sinar matahari langsung.
v  Biarkan tepat 1 jam dan catatlah berapa mm penurunan eritrosit.
Nilai Rujukan :
  1. Metode Westergreen :
  • Pria : 0 – 15 mm/jam
  • Wanita : 0 – 20 mm/jam
Catatan Sumber kesalahan :
Kesalahan dalam persiapan penderita, pengambilan dan penyiapan bahan pemeriksaan ( lihat bahan pemeriksaan hematology )
  1. Dalam suhu kamar pemeriksaan harus dilakukan dalam 2 jam pertama, apabila darah EDTA disimpan pada suhu 4º C pemeriksaan dapat ditunda selama 6 jam.
  2. Perhatikan agar pengenceran dan pencampurandarah dengan larutan antikoagulan dikerjakan dengan baik,
  3. Mencuci pipa westergren dapat dilakukan dengan cara membersihkannya dengan air, kemudian alcohol dan terakhir acetone. Cara lain adalah dengan membersihkan dengan air dan biarkan kering satu malam dalam posisi vertical. Tidak dianjurkan memakai larutan bichromat atau deterjen.
  4. Nilai normal pada umumnya berlaku untuk 18 – 25º C.
  5. Pada pemeriksaan pipet harus diletakan benar – benar posisi vertical.
Pengambilan darah Vena
Sampling Darah Vena

Prinsip :
Pembendungan pembuluh darah vena dilakukan agar pembuluh darah tampak jelas dan dengan mudah dapat ditusuk sehingga didapatkan sempel darah.
Alat – alat :

  1. Spuit disposable.
  2. Kapas alcohol 70 %.
  3. Kapas kering.
  4. Tabung sempel.
  5. Tourniquet.
  6. Mikropore.

Cara kerja :
  1. Pasang tourniquet pada lengan atas ± 7 – 10 cm diatas bagian yang akan dilakukan tusukkan dan pasien diminta untuk mengepalkan tangannya.
  2. Pilih vena yang besar, tidak mudah bergerak dan bersihkan dengan alkohol 70 %, biarkan kering dengan sendirinya.
  3. Tusuk kulit dengan jarum pada kemiringan 30O, sampai jarum masuk ke dalam lumen vena.
  4. Kendurkan ikatan tourniquet perlahan – lahan, tarik pengisap Spuit sehingga darah masuk kedalam spuit sebanyak yang diperlukan.
  5. Letakkan kapas kering diatas jarum, kemudian cabut jarum spuit perlahan lahan dari vena.
  6. Tekan kapas kering tersebut beberapa menit dan tutup dengan mikropore.
  7. Pisahkan darah kedalam tabung sesuai kebutuhan pemeriksaan dengan cara melepaskan jarum dari spuit dan alirkan darah pada dinding tabung.

Kesimpulan   : : Dari hasil uji Laju Endap Darah yang telah dilakukan dapat    disimpulkan bahwa pasien memiliki Laju Endap Darah normal.
Sampling darah vena secara baik dan benar sangat mempengaruhi hasil pemeriksaan dan tidak menimbulkan keluhan pada pasien.
Merupakan cairan yang terdapat dalam lambung yang terdiri dariair, asam lambung (HCL),enzim pencernaan (pepsin,lipase,amylase), garam mineral ( NaCl/Sodium chloride,KCl/potassium chloride,phosphate)
Macam-macam getah lambung :
a.      Asam Chlorida ( HCl )
Bersifat bakteriacid ringan yang dihasilkan sel parietal.
Berfungsi untuk mengatifkan pepsinogen menjadi pepsin.

b.      Pepsin
Berfungsi untuk memecah protein menjadi protease.
Di dalam pancreas ( sbg proteolitik )
            Pepsin tripsin dan chemotripsin              asam amino

Pepsin dihasilkan disel gablet yang disebut chief cell  .

c.       Lipase
Berfungsi untuk memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol

d.      Mucin
Berfungsi untuk melindungi lambung dan melindikan makanan.


Fungsi Lambung :
1.      Sebagai bakteriacid ringan
2.      Sebagai pencernaan makanan
3.      Sebagai daya reabsorbsi dari makanan
4.      Mengekskresikan mucin,gastrin dan FIE ( Faktor Intrinsik Eritropoetik )







Cara memperoleh getah lambung:
1.                 1.   Sondage lambung
Ada 3 macam sonde :   a. sonde wangestane       (pjg 45,55,65,75 cm)
                                    b. sonde Levine               ( pjg 50,60,70,80 cm)
                                    c. sonde rile                    ( pjg 49,65,81 cm )
2.   Endoskopi
3.   Ultrasonographi


Fungsi pemeriksaan getah lambung :
Ø  Mengetahui motilitas lambung
Ø  Mengetahui sekresi lambung
Ø  Mencari adanya unsur-unsur abnormal ( pus,leukosit,eritrosit)
Ø  Untuk medical forensic
Ø  Untuk pemeriksaan citologi ( mengetahui adanya sel tumor )


Pemeriksaan Getah Lambung meliputi:
Ø  Makroskopis
Ø  Mikroskopis
Ø  Kimia


A. Makroskopis
Tujuan : untuk mengetahui bentuk dan gambaran cairna yang diperiksa secara makroskopis.
Prinsip : bentuk dan gambaran cairan dilihat secra visual dengan mata.
1)      Volume
Normal            : 25-72 ml
Abnormal        : < 25 ml          : hiposekresi hipoacidity
                                          > 75 ml      : hiposekresi / hyperacidity
                                          > 100 ml    : patologis (gastritis kronis, obstruksi pylorus )




2)      Warna
Normal            : abu-abu mutiara & opalescent ( agak keruh )
Abnormal        : Hijau (bilirubin )
                          Kuning ( biliverdin )
                          Merah (darah )
                          Coklat ( Hb yang teroksidasi / hematin )


3)      Bau
Normal             : agak asam
Abnormal         : -asam keras ( adanya statis desertai peragian )
                           -busuk ( nekrosis lambung )
                           -feses ( statis dalam usus dan fisteri antara usus dan lambung )

4)      Lendir
Normal            : (-)
Abnormal        : (+) berasal dari mulut saluran pencernaan

Pengaruh lendir : lender akan mengikat sebagian asam bebas sehingga    menyebabakan hasil rendah palsu.

5)      Sisa makanan
Normal            : (-)
Abnormal        : (+)

6)      Pus
Normal            : (-)
Abnormal        : (+) menunjuakn adanya proses tumor.


a.  Mikroskopis
Syarat sampel : sampel terbaik pada keadaan puasa karena bila tidak puasa sisa makanan akan mempengaruhi hasil pemeriksaan sehingga supaya didapatkan hasil pemeriksaan yang benar sampel berasal dari lambung.




METODE pemeriksaan
Natif    : - setetes getah lambung diletakkan diatas objek glass kemudian dibuat
                  apusan
                        -periksa dibawah mikroskop dengan objektif 10x/40x

Pengecatan :
Sudan III          : lemak
Lugol               : amylum
Loeffler           : leptospira
Gram               : mencari adanya kuman
Zn                    : mengetahui adanya kuman M. TBC
Papanicolou    : mencari adanya sel tumor
Peroksidase     : membedakan lekosit dari jenis granula, monosit dan limfosit

b.  Kimia
Meliputi :
Ø  Keasaman getah lambung ( HCl bebas )
Ø  Pepsin
Ø  Asam laktat
Ø  Darah samar


Pemeriksaan keasaman
Guna    : Mengetahui apakah lambung mensekresikan HCl atau tidak
              Mengetahui apakah HCl yang disekresikan lambung dalam batas normal atau  tidak.

PEMERIKSAAN HCl BEBAS
Syarat : tidak mengandung lendir
              Ph < 4 karena HCl bebas dapat terdeteksi pada Ph 2,9 – 4.

Metode : Indikator Toepfer
                         Indikator Gunzburg






1)      Indikator Toepfer
Tujuan               : mengetahui ada tidaknya asam total dalam getah lambung.
Prinsip               :  asam total dalam getah lambung akan bereaksi dengan indikator toepfer membentuk warna merah.

Cara kerja       :  1ml getah lambung dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
                            Tambahkan 1 tts indicator toepfer,campur.
    Baca hasil : (+) warna merah
                        (-) warna kuning

Harga normal : (+) warna merah


2)      Indikator Gunzburg
Tujuan               : mengetahui ada tidaknya HCl bebas dalam getah lambung.
Prinsip               : HCl bebas dalam getah lambung akan bereaksi dengan indikator gunzburg membentuk warna merah.

Cara kerja         : Masukkan 5-10 tts indikator gunzburg kedalam cawan.
                            Panaskan mendidih sampai kering, timbul bercak berwarna
                            kuning.
                            Tambahkan beberapa tetes getah lambung yang diperiksa
                            diatas bercak yang telah kering,panaskan lagi sampai kering.
                            Amati  hasil : (+) warna merah jambu
                                                 (-) tidak terjadi warna merah jambu

Harga normal   : (+) wrana merah jambu











PEMERIKSAAN ASAM LAKTAT

Metode Laktat
Tujuan               : untuk mengetahui adanya asam laktat dalam getah lambung
Prinsip               : reaksi antara FeCl3 10% denagn asam laktat membentuk ferri laktat yang berwarna kuning

Cara kerja         : Masukkan 20 ml aquadest pada tabung reaksi
                            Tambahkan 4tts FeCl3 10%, campur, dan bagi 2:
                                    Tabung I : sbg control + 1ml aquadest
                                    Tabung II : sbg test + 1ml getah lambung
                            Bandingkan. Jika pada tabung test lebih kuning dari tabung                   kontrol maka hasil test (+) dengan latar belakang putih.

Harga normal   : (-) tidak terjadi warna kuning melebihi control


PEMBAHASAN:
Ø  Pemeriksaan motilitas dengan menggunakan sondage sangat primitive bila dibandingkan dengan pemeriksaan radiologic, tetapi mempunyai kelebihan juga atas pemeriksaan radiologic karena dengan sondage pasien tidak terkena sinar rontgen. Biasanya pemeriksaan terhadap motilitas tidak dilakukan tersendiri, melainkan menjadi sebagian dari deretan pemeriksaan getah lambung.
Ø  Oenderita diminta dalam keadaan ruchter, makanna dan minuman terakhir kira-kira 10 jam sebelumnya. Bila dalam cairan itu terlihat sisa makanan itu menunjukan kepada satu keadaan yang menghambat pengosongan lambung. Volume cairan yang melebihi 75ml mungkin berarti hipersekresi lambung seperti yang dijumpai pada gastritis.
Ø  Asam laktat mungkin ada jika jumlah HCl bebas jauh berkurang atau tidak ada sama sekali ( carcinoma gastritis, chronica ) dan juga didapat pada obstruksi pylorus dengan hipochlorhydria.