Rezha jhosepyra
Sunday, July 29, 2012
Thursday, July 26, 2012
MAKALAH
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN KORBAN LUKA BAKAR
REZA DIAH KUSUMAWARDANI
A.101.15.033
AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
Bekerja di sebuah laboratorium jelas tak bisa
lepas dari kemungkinan kecelakaan kerja atau bahaya yang salah satunya adalah
kebakaran. Aspek bahaya ini menjadikan pekerja laboratorium membuat dan
menciptakan suatu system keselamatan kerja. Selain itu perlu difahami pula
bagaimana proses terjadinya kebakaran, bahan-bahan kimia apa saja yang mudah
terbakar serta bagaimana cara penanggulangannya secara benar.
Bahasan ini akan saya uraikan secara lengkap
mulai dari definisi api dan kebakaran. Definisi api adalah suatu fenomena
yang dapat diamati dengan adanya cahaya dan panas serta adanya proses perubahan
zat menjadi zat baru melalui reaksi kimia oksidasi eksotermal. Api terbentuk
karena adanya interaksi beberapa unsur/elemen yang pada kesetimbangan tertentu
dapat menimbulkan api. Sedangkan kebakaran yaitu peristiwa bencana yang ditimbulkan
oleh api, yang tidak dikehendaki oleh manusia dan bisa mengakibatkan kerugian
nyawa dan harta.
Segitiga Api
|
Ditinjau dari jenis api, dapat dikategorikan
menjadi jenis api jinak dan liar. Jenis api jinak artinya api yang masih dapat
dikuasai oleh manusia, sedang jenis api liar tidak dapat dikuasai. Inilah yang
dinamakan kebakaran.
Proses kebakaran atau terjadinya api
sebenarnya bisa kita baca dari teori segitiga api yang meliputi elemen bahan,
panas dan oksigen. Tanpa salah satu dari ketiga unsur tersebut, api tidak akan
muncul. Oksigen sendiri harus membutuhkan diatas 10% kandungan oksigen di
udara yang diperlukan untuk memungkinkan terjadinya proses pembakaran.
Sedang mengenai sumber panas bisa bisa muncul
dari beberapa sebab antara lain :
- Sumber api terbuka yaitu penggunaan api yang langsung
dalam beraktifitas seperti : masak, las, dll.
- Listrik Dinamis yaitu panas yang berlebihan dari sistem
peralatan/rangkaian listrik seperti : setrika, atau karena adanya
korsleting.
- Listrik Statis yaitu panas yang ditimbulkan akibat
loncatan ion negatif dengan ion positif seperti : peti.
- Mekanis yaitu panas yang ditimbulkan akibat
gesekan/benturan benda seperti : gerinda, memaku, dll.
Tetrahidral
Api
|
- Kimia yaitu panas yang timbul akibat reaksi kimia
seperti : karbit dengan air
Bisa terjadi juga kecenderungan terjadi reaksi
kimia akibat adanya elemen ke empat. Inilah yang biasa dinamakan tetrahidral
api seperti gambar disamping.
Ada beberapa klasifikasi kebakaran berdasarkan
jenis bahan yang terbakar antara lain:
- Kelas A : Benda padat seperti kertas, kayu, plastik,
karet, kain, dsb.
- Kelas B : Benda cair seperti mInyak tanah, bensin,
solar, tinner, gas elpiji, dsb.
- Kelas C : Kebakaran listrik, travo, kabel/konsleting
arus listriknya.
- Kelas D : Kebakaran khusus seperti Besi, aluminium,
konstruksi baja.
Bagaimana
caranya untuk memadamkan api?
Agar
bisa memadamkan secara cepat, perlu difahami segitiga api seperti yang telah
diuraikan diatas yaitu menghilangkan salah satu unsur dari segitiga api.
Selain itu harus ada sarana dan prasarana alat pemadam kebakaran. Alat yang sifatnya tradisional masih bisa dipakai seperti karung goni, pasir, termasuk keperluan komunikasi kentongan dll. Sedang untuk alat pemadam kebakaran yang sifatnya umum antara antara lain Hidrant, Mobil pemadam kebakaran, Alat pemadam api ringan (APAR), sprinkler, dll.
Selain itu harus ada sarana dan prasarana alat pemadam kebakaran. Alat yang sifatnya tradisional masih bisa dipakai seperti karung goni, pasir, termasuk keperluan komunikasi kentongan dll. Sedang untuk alat pemadam kebakaran yang sifatnya umum antara antara lain Hidrant, Mobil pemadam kebakaran, Alat pemadam api ringan (APAR), sprinkler, dll.
Disamping
itu alat pemadam api lain yang mempunyai sifat sebagai racun api, antara lain
karbon dioksida, Bahan Kimia kering multi guna dan bubuk kering. Dari beberapa
macam alat pemadam api tersebut masing‐masing
mempunyai kegunaan dan aturan tersendiri.
Inilah
contoh gambar Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
Media Alat Pemadam, Karakteristik dan Sifat Pemadamannya
1. Hydrospray
Alat pemadam dengan air ini umumnya digunakan
untuk kebakaran kelas A. Alat ini biasanya dilengkapi dengan penera untuk
mengetahui tekanan air. Penera berwarna hijau menunjukkan alat aman untuk
digunakan, sedangkan warna merah menunjukkan tekanan sudah berkurang.
2. Drychemical Powder
Jenis bubuk kering digunakan untuk kelas A,B, C
dan D, sedang sifat pemadaman jenis bubuk kering antara lain :
Menyerap panas dan mendinginkan obyek yang terbakar.
Menahan radiasi panas.
Bukan penghantar arus listrik.
Menutup dengan cara melekat pada obyek yang terbakar karena
adanya reaksi kimia bahan tersebut saat terjadi kebakaran (reaksi panas api).
Menghambat terjadinya oksidasi pada obyek yang terbakar.
Tidak berbahaya.
Efek samping yang muncul adalah debu dan kotor.
Dapat berakibat korosi dan kerusakan pada mesin ataupun
perangkat elektronik.
Sekali pakai pada tiap kejadian.
Alat pemadam gas cair ini bisa digunakan untuk
semua jenis klasifikasi kebakaran.
Sifat alat pemadam ini antara lain :
Bukan penghantar listrik
Tidak merusak peralatan
Non Toxic (tidak beracun)
Bersih tidak meninggalkan bekas.
Memadamkan api dengan cara mengikat O2 disekitar area
kebakaran
Penggunaan yang multi purpose (semua klas kebakaran)
Bisa digunakan berulang-ulang
Lebih tepat digunakan di dalam ruang
4. Carbon dioksida
Racun api CO2 ini cocok dan efektif digunakan
untuk pemadaman api kelas B dan C.
Sifat-sifatnya antara lain :
Bersih tidak meninggalkan bekas.
Non Toxide ( tidak beracun ).
Bukan penghantar listrik.
Tidak merusak peralatan ( elektronik / mesin).
Cara pemadaman dengan mendinginkan dan menyelimuti obyek yang
terbakar.
Tepat untuk area generator dan instalasi listrik.
Tekanan kerja sangat besar.
5. Racun Api Busa
Racun api berupa busa hanya digunakan untuk
jenis kebakaran kelas A dan B. Cara kerjanya menyelimuti dan membasahi obyek
yang terbakar. Jika obyek yang terbakar benda cair, racun api busa ini bekerja
menutup permukaan zat cair.
Sifat lainnya yaitu penghantar arus listrik sehingga tidak dapat digunakan pada ruang yang berisi peralatan komponen listrik.
Sifat lainnya yaitu penghantar arus listrik sehingga tidak dapat digunakan pada ruang yang berisi peralatan komponen listrik.
6. Fire Sprinkler System
Alat ini biasanya terinstal didalam gedung dan
bersifat mengandung Hg. Mekanisme kerja sprinkler yaitusecara otomatis akan
mengeluarkan air bila kepala sprinkler
terkena panas.
Prinsip dasar alat ini adalah mampu menyerap kalor
yang dihasilkan dari bahan yang terbakar.
8. Hydrant
Digunakan untuk jenis api kelas A dan B.
Secara ringkas, penggunaan media racun api
berdasarkan klasifikasi bahan terbakar jadi begini :
Agar bisa bekerja cepat dalam keadaan darurat
perlu diperhitungkan persyaratan dan cara pemasangan APAR (Alat Pemadam Api
Ringan) yang antara lain :
- Tempat mudah dilihat dan dijangkau, tidak boleh
digembok atau diikat mati.
- Jarak jangkauan maksimum 15 m.
- Tinggi pemasangan maksimum 125 cm.
- Jenis media dan ukuran sesuai dengan klasifikasi
kebakaran dan beban api.
- Diperiksa secara berkala.
- Bisa diisi ulang (Refill).
- Kekuatan konstruksi terstandar.
Fasilitas yang harus dipunyai oleh laboratorium
:
APAR
Tangga darurat
Ada sistem alarm seperti Heat detector, Smoke detector dan Flame
detector (lidah api)
- Hydrant (Box hydrant)
- Baju tahan panas pelindung kerja lengkap tahan
api
- Pintu tahan Api
- Jumping sheet
- Penangkal petir
Perhatikan juga jika masuk ke laboratorium atau
gedung manapun, cobalah lihat dan cari tanda arah evakuasi ataupun pintu
darurat. Biasanya ditunjukkan dengan papan nama 'pintu darurat' atau
"exit" seperi gambar ini :
Usaha Preventif Tanggap Kebakaran
Penyuluhan dan pelatihan tentang pemadam kebakaran
Adanya SOP cara pengoperasian pada tabung pemadam
Pastikan listrik/api telah padam sebelum meniggalkan
laboratorium
Usahakan bak kamar mandi selalu penuh
Bagaimana cara pelaksanaan pemadaman?
Selalu siap mental dan jangan panik
Perhatikan arah angin (dengan melihat lidah api)
Membelakangi arah angin menghindar dari sisi lain
Semprotkan/arahkan pada sumber api
Harus tahu jenis benda yang terbakar
Usahakan mengatur dan menahan nafas
Sedangkan prosedur emergensi evakuasi seperti
berikut :
Bunyikan / tekan alarm terdekat
Keluar lewat pintu terdekat
Berkumpul ditempat yang berjarak minimal 30 meter dari sumber
kebakaran
Beritahu petugas emergensi mengenai orang-orang yang ada
didalam
Beritahu petugas emergensi mengenai alasan pengosongan ruangan
Jangan masuk kedalam gedung lagi sampai dijinkan oleh yang
berwenang
Nah,
itulah sedikit uraian penanganan kebakaran di dalam laboratorium. Satu hal
paling utama yang perlu diperhatikan adalah ketelitian dan kewaspadaan kita
sebagai pengguna laboratorium karena kecerobohan dan keteledoran tentu saja
dapat mengundang segala resiko yang semua itu bisa saja terjadi. Demi
keselamatan individual maupun bersama, sebelum bekerja didalam laboratorium
kimia, terlebih dahulu memperhatikan tata tertib yang ada.
BAB II
PEMBAHASAN
- Definisi
luka bakar
Luka bakar
merupakan jenis luka kerusakan jaringan atau kehilangan jaringan yang
diakibatkan sumber panas, sumber listrik, bahan kimiawi, cahaya, radiasi dan
friksi. Jenis luka dapat beraneka ragam dan memiliki penanganan yang berbeda
tergantung jenis jaringan yang terkena luka bakar, tingkat keparahan, dan
komplikasi yang terjadi akibat luka tersebut. Luka bakar dapat merusak jaringan
otot, tulang, pembuluh darah dan jaringan epidermal yang mengakibatkan
kerusakan yang berada di tempat yang lebih dalam dari akhir sistem persarafan.
Seorang korban luka bakar dapat mengalami berbagai macam
komplikasi yang fatal termasuk diantaranya kondisi shock, infeksi, ketidak
seimbangan elektrolit (inbalance elektrolit) dan masalah distress pernapasan.
Selain komplikasi yang berbentuk fisik, luka bakar dapat juga menyebabkan
distress emosional (trauma) dan psikologis yang berat dikarenakan cacat akibat
luka bakar dan bekas luka (scar).
b.
Luka bakar tidak
memengaruhi kulit secara sama, jadi satu macam luka bakar dapat berbeda-beda.
Untuk membedakan luka bakar ringan sampai berat diklasifikasikan berdasarkan
tingkat kerusakan jaringan tubuh. Antara lain:
- Luka
bakar tingkat pertama. Luka bakar tingkat pertama adalah luka bakar yang
hanya terdapat pada kulit bagian luar (epidermis). Luka bakar ini
menyebabkan kulit merah dan sakit. Biasanya dapat disembuhkan dengan
tindakan pertolongan pertama dalam beberapa hari sampai seminggu.
- Luka
bakar tingkat dua. Luka bakar ini terdapat pada kulit bagian luar
(epidermis) dan lapisan kedua di dalamnya (dermis). Menyebabkan kulit
merah, sakit dan bengkak. Luka bakar tingkat kedua ini sering terlihat
basah atau lembab. Lepuhan kulit dapat terbentu dan menjadi parah.
- Luka
bakar tingkat tiga. Luka bakar terjadi pada kulit epidermis dan dermis
dan mencapai jaringan pada bagian bawah dermis. Kulit dapat manjadi
keras, memutih, kasar atau kecoklatan. Luka bakar tingkat tiga dapat
merusak syaraf dan menyebabkan kekakuan.
- Luka
bakar tingkat empat. Luka bakar ini mencapai jaringan di bawah jaringan
kulit dan mencapai syaraf, otot, tulang. Kulit akan menghitam atau
terbakar hangus. Jika kerusakan syaraf parah, anda tidak akan merasakan
sakit apapun.
- PENANGANAN
Pre Hospital
Seorang yang sedang
terbakar akan merasa panik, dan akan belari untuk mencari air. Hal ini akan
sebaliknya akan memperbesar kobaran api karena tertiup oleh angin. Oleh karena
itu, segeralah hentikan (stop), jatuhkan (drop), dan gulingkan (roll)
orang itu agar api segera padam. Bila memiliki karung basah, segera gunakan air
atau bahan kain basah untuk memadamkan apinya. Sedanguntuk kasus luka bakar
karena bahan kimia atau benda dingin, segera basuh dan jauhkan bahan kimia atau
benda dingin. Matikan sumber listrik dan bawa orang yang mengalami luka bakar
dengan menggunakan selimut basah pada daerah luka bakar. Jangan membawa orang
dengan luka bakar dalam keadaan terbuka karena dapat menyebabkan evaporasi
cairan tubuh yang terekspose udara luar dan menyebabkan dehidrasi. Orang dengan
luka bakar biasanya diberikan obat-obatan penahan rasa sakit jenis
analgetik : Antalgin, aspirin, asam mefenamat samapai penggunaan morfin
oleh tenaga medis
Hospital
Setiap pasien luka
bakar harus dianggap sebagai pasien trauma, karenanya harus dicek Airway,
breathing dan circulation-nya terlebih dahulu.
1. Airway - apabila terdapat kecurigaan adanya trauma inhalasi, maka
segera pasang Endotracheal
Tube (ET). Tanda-tanda adanya trauma inhalasi antara lain
adalah: riwayat terkurung dalam api, luka bakar pada wajah, bulu hidung yang
terbakar, dan sputum yang hitam.
2. Breathing - eschar yang melingkari dada dapat menghambat gerakan
dada untuk bernapas, segera lakukan escharotomi. Periksa juga apakah ada
trauma-trauma lain yang dapat menghambat gerakan pernapasan, misalnya pneumothorax,
hematothorax, dan fraktur costae
3. Circulation - luka bakar menimbulkan kerusakan jaringan sehingga
menimbulkan edema. pada luka bakar yang luas dapat terjadi syok hipovolumik
karena kebocoran plasma yang luas. Manajemen cairan pada pasien luka bakar,
dapat diberikan dengan Formula Baxter.
Formula Baxter
1. Total cairan = 4cc x berat badan x luas luka bakar
2. Berikan 50% dari total cairan dalam 8 jam pertama, dan sisanya
dalam 16 jam berikutnya
Perawatan Luka
- Pertolongan pertama pada luka bakar
yang ringan atau melepuh adalah sbb.:
1.
Dinginkan luka dengan air
mengalir selama kurang lebih 20 menit.
Pendinginan yang konstan dapat menghindari penyebaran panas pada permukaan kulit.
Pendinginan yang konstan dapat menghindari penyebaran panas pada permukaan kulit.
2.
Bila cara di atas tidak
memungkinkan, misal Anda dalam perjalanan Anda dapat menggunakan
Brandwundenspray yaitu spray untuk luka bakar yang tersedia di apotik.
3.
Jangan olesi sembarangan
pada luka
Jangan oleskan krem, minyak atau sembarang salep dan jangan pergunakan kapas pada permukaan luka karena dapat menempel
Jangan oleskan krem, minyak atau sembarang salep dan jangan pergunakan kapas pada permukaan luka karena dapat menempel
4.
Hindari infeksi
Untuk menghindari infeksi pada luka bakar Anda dapat mengoleskan salep atau krem khusus: desinfizierende Wundgele salep desinfektan khusus luka bakar. Tersedia di apotik
Untuk menghindari infeksi pada luka bakar Anda dapat mengoleskan salep atau krem khusus: desinfizierende Wundgele salep desinfektan khusus luka bakar. Tersedia di apotik
5.
Biarkan luka terbuka
Bila luka bakar atau kulit yang melepuh kecil usahakan luka tetap terbuka agar mudah kering. Namun hal dilakukan bila memang infeksi relatif kecil terjadi. Bila luka bakar atau melepuh seluas atau lebih luas dari dua kali telapak tangan Anda perlu segera penanganan dokter. Dalam hal ini pertolongan pertama saja tidaklah mencukupi.
Bila luka bakar atau kulit yang melepuh kecil usahakan luka tetap terbuka agar mudah kering. Namun hal dilakukan bila memang infeksi relatif kecil terjadi. Bila luka bakar atau melepuh seluas atau lebih luas dari dua kali telapak tangan Anda perlu segera penanganan dokter. Dalam hal ini pertolongan pertama saja tidaklah mencukupi.
- Penyebab & Faktor Risiko
Luka bakar terjadi ketika kulit terkena temperatur tinggi – lebih
tinggi daripada 60 Celcius. Beberapa hal yang dapat menyebabkan luka bakar,
antara lain :
- Api
- Cairan
atau uap panas
- Logam
panas, kaca atau benda lain
- Tersetrum
listrik
- Radiasi,
seperti sinar X-ray atau radiasi pada terapi kanker
- Sinar
matahari atau ultraviolet
- Zat
kimia, seperti asam, alkalis, tiner atau bensin
Penanganan Luka Bakar
Berikut
ini beberapa tips yang dapat dijadikan pedoman untuk menangani luka bakar :
Untuk luka bakar ringan dan sedang :
- Penanganan
yang tepat adalah langsung disiram, direndam, atau diletakkan dibawah
aliran air selama beberapa menit. Dapat juga
dikompres dengan handuk yang terlebih dahulu dibasahi air dingin. Jangan
gunakan es batu atau air dingin. Cukup dengan air biasa untuk mengurangi
panas pada kulit. Sesudah itu, oleskan lotion antibakteri untuk mencegah
infeksi. Tutuplah daerah yang terkena dengan bandage steril dan kering.
- Jangan sekali-kali mengobati luka
bakar dengan mempergunakan mentega, minyak, garam, kecap, air kapur, pasta
gigi dan lain sebagainya. Bahan-bahan tersebut bisa mengakibatkan
terjadinya infeksi.
- Jauhkan penderita dari sumber
panas. Andaikan ia terjilat api, ingatkan dia untuk berguling-guling,
bukannya berlari karena tindakan ini justru akan membesarkan nyala apinya.
Siram penderita dengan air atau selimuti dengan kain basah
- Jangan memecahkan gelembung kulit
yang timbul akibat luka bakar, untuk mencegah terjadinya infeksi.
- Jangan
membalut luka dengan kapas absorbent karena akan melekat pada luka. Untuk
luka bakar ringan dan sedang, tutup luka dengan balutan kering.
- Pada masa penyembuhan, usahakan
tidak menggaruk bekas luka. Hal tersebut akan menimbulkan luka cacat/parut
di kulit.
- Hindari kontak sinar matahari pada
masa penyembuhan, karena mengakibatkan jaringan kulit baru rusak.
- Untuk luka bakar akibat terkena zat
kimia, harus segera dicuci dengan air sebanyak-banyaknya. Lebih baik lagi
mencucinya di bawah kran air.
- Segera ke Unit Gawat Darurat bila
terjadi luka bakar pada muka, sendi, atau alat kelamin, atau telah
mengalami gangguan sesak napas akibat kebakaran.
Sementara itu untuk menolong korban luka
bakar berat :
- Segera
bungkus penderita dengan kain bersih, dan bawa ke rumah sakit.
- Buka baju penderita dengan
hati-hati, yaitu dengan cara menggunting baju yang melekat pada luka
bakar. Jangan menariknya.
- Bila penderita sadar, berikan
larutan Moyen, yaitu campuran 1 liter air + 5 gram garam dapur (NaCl) + 4
gram soda kue (NaHC03). Berikan sedikit-sedikit agar pasien tidak muntah.
- Jika penderita kehilangan
kesadaran, periksa pernafasan dan denyut nadinya. Apabila ada gangguan,
lakukan resusitasi jantung paru.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Api adalah suatu fenomena yang dapat diamati dengan adanya
cahaya dan panas serta adanya proses perubahan zat menjadi zat baru melalui
reaksi kimia oksidasi eksotermal. Api terbentuk karena adanya interaksi
beberapa unsur/elemen yang pada kesetimbangan tertentu dapat menimbulkan
api. Sedangkan kebakaran yaitu peristiwa bencana yang ditimbulkan oleh
api, yang tidak dikehendaki oleh manusia dan bisa mengakibatkan kerugian nyawa
dan harta.
Fasilitas yang harus
dipunyai oleh laboratorium :
• APAR
• Tangga darurat
• Ada sistem alarm
seperti Heat detector, Smoke detector dan Flame detector (lidah api)
• Hydrant (Box
hydrant)
• Baju tahan panas
pelindung kerja lengkap tahan api
• Pintu tahan Api
• Jumping sheet
• Penangkal petir
Luka bakar merupakan jenis luka kerusakan jaringan atau kehilangan
jaringan yang diakibatkan sumber panas, sumber listrik, bahan kimiawi, cahaya,
radiasi dan friksi. Jenis luka dapat beraneka ragam dan memiliki penanganan
yang berbeda tergantung jenis jaringan yang terkena luka bakar, tingkat
keparahan, dan komplikasi yang terjadi akibat luka tersebut. Luka bakar dapat
merusak jaringan otot, tulang, pembuluh darah dan jaringan epidermal yang
mengakibatkan kerusakan yang berada di tempat yang lebih dalam dari akhir
sistem persarafan.
Untuk
membedakan luka bakar ringan sampai berat diklasifikasikan berdasarkan tingkat
kerusakan jaringan tubuh. Antara lain:
•
Luka bakar tingkat
pertama.
•
Luka bakar tingkat
dua.
•
Luka bakar tingkat
tiga.
•
Luka bakar tingkat
empat.
Penyebab &
Faktor Risiko
- Api
- Cairan
atau uap panas
- Logam
panas, kaca atau benda lain
- Tersetrum
listrik
- Radiasi,
seperti sinar X-ray atau radiasi pada terapi kanker
- Sinar
matahari atau ultraviolet
- Zat
kimia, seperti asam, alkalis, tiner atau bensin
Penanganan Luka Bakar
1. Untuk luka bakar ringan dan sedang
2. Sementara itu untuk menolong korban luka
bakar berat
SARAN
Sebaiknya petugas
laboratorium harus mengerti dan memahami unsafe condition dan
unsafe action agar tidak terjadi kecelakaan di tempat kerja.
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
Subscribe to:
Posts (Atom)