pengecatan spora
1.Pewarnaan Negatif
Tujuan
Mempelajari penggunaan prosedur pewarnaan negatif untuk mengamati morfologi organisme yang sukar diwarnai oleh pewarna pewarna sederhana.
Prinsip
Pewarnaan negatif memerlukan pewarna asam seperti eosin atau negrosin.pewarna asam memiliki negatif charge kromogen,tidak akan menembus atau berpenetrasi ke dalam sel karena negative charge pada permukaan bakteri.oleh karena itu,sel tidak berwarna mudah dilihat dengan latar belakang berwarna.
Bahan
Biakan pada agar nutrient miring umur 24 jam bakteri Escherichia coli,Bacillus cereus,dan staphylococcus aureus.
Reagensia
Nigrosin atau tinta India
Kapsul
- Beberapa bakteri mensintesis polisakarida yang berkondensasi dan membentuk lapisan disekeliling sel
- Pada medium agar, koloni bakteri berkapsul akan terlihat berlendir
- Bakteri berkapsul tahan terhadap efek fagositosis ® faktor virulen
Spora
- Bentuk istirahat, bila keadaan lingkungan tidak menguntungkan: kering, panas dan zat kimiawi
- Bila lingkungan membaik bergerminasi kembali membentuk sel vegetatif.
- Letak spora spora:terminal, subterminal dan sentral
Gram + berspora → aerob:Bacillus, anaerob: Clostridium
Cara membuat sediaan
1. Siapkan object glass bersih
2. Tetes kan larutan NaCl 0,9%, tambahkan biakan bakteri
3. Ratakan setipis mungkin membentuk lingkaran
4. Biarkan sediaan mongering diudara (jauh diatas api)
5. Fiksasi (lewatkan diatas api) 3 kali →mematikan, merekatkan bakteri
Cara membuat sediaan hapus
1. Siapkan object glass bersih
2. Teteskan suspensi bakteri dengan ose pada ping gir sudut object glass
3. Teteskan zat warna negrosin (tinta cina) pada sisi sudut lain
4. Campurdan apuskan (ratakan dengan object glass lain)
5. Keringkan dan fiksasi
Metode pewarnaan negatif: suatu metode pewarnaan umum dimana digunakan larutan zat warna yang tidak meresap ke dalam sel-sel bakteri melainkan melatarbelakangi sehingga kelihatan atau nampak sebagai bentuk-bentuk yang kosong tak berwarna (negatif)..
Metode pewarnaan Fulton
Kegunaan : - untuk mendemonstrasikan adanya spora di dalam sel vegetatif dari
genus bacillus dan genus Clestridium.
- dengan pewarnaan fulton inii, spora berwarna hijau, sedang sel vegetatif berwana pink
Metode pewarnaan Hiss
Kegunaan : - untuk melihat/mengamati kapsul dari spesies bakteri tertentu.
- dengan perwarnaan hiss, kapsul akan berwarna faint pink (merah jambu pucat), sedang sel bakteri berwarna ungu tua.
Cara Pewarnaan kapsul (pew. Gins Burri)
- Sediaan hapus → teteskan karbol fukhsin 5 menit (panaskan sebentar denga api kecil) → cuci → keringkan dg kertas saring → emersi→ mikroskop
- Hasil: kapsul tidak berwarna, sel merah, latar belakang hitam
- Prinsip: Kapsul mudah ditembus zat warna, tapi sukar diwarnai
Cara Pewarnaan spora ( Pew. Klein)
- Buat suspensi bakteri dengan cara tambahkan 1,5 mL NaCl 0,9% steril kedalam tabung agar miring biakan bakteri → angkat koloni bakteri dengan ose → pindahkan susensi ketabung kosong steril
- Suspensi bakteri →tambahkan karbol fukhsin (1:1)→ panaskan dalam water bath pada suhu 80⁰C selama 10 menit
- Buat sediaan → teteskan H2SO4 1% 2detik → cuci → teteskan metil biru 2 menit → cuci→ keringkan dg kertas saring → emersi → mikroskop
- Hasil: spora merah, badan sel (vegetatif) biru
- Prinsip: dengan pemanasan pori-pori dinding spora akan membesar sehingga zat warna dapat masuk
GLIKOKALIKS
• Beberapa bakteri dikelilingi oleh lapisan yang
disebut glikokaliks.
• Pewarnaan khusus dapat dipergunakan untuk
memperlihatkan lapisan ini.
• Glikokaliks ini tersusun oleh suatu polimer.
• Apabila glikokaliks terorganisasi menjadi
struktur tertentu yang menempel secara kuat
pada dinding sel, maka disebut kapsula.
• Apabila glikokaliks tidak terorganisasi dan
tidak menempel dengan kuat pada dinding sel,
maka disebut lapisan lendir.
• Lapisan lendir ini larut dalam air
KAPSULA
• Struktur kapsula umumnya terdiri dari senyawa
polisakarida.
• Kapsula yang dibangun oleh 1 jenis gula disebut
kapsula homopolisakarida, contohnya dextran dari
sukrosa oleh Streptococcus mutans.
• Bakteri menggunakan dekstran untuk melekat pada
gigi dan menyebabkan kerusakan gigi.
• Kapsul heteropolisakarida dibangun oleh lebih dari
satu macam gula, misalnya kapsula Streptococcus
pneumoniae, tipe VI, terdiri dari galaktosa, glukosa
dan rhamnosa.
• Beberapa kapsul dibangun oleh polipeptida, misalnya
kapsul mikroba anthrax, Bacillus anthracis, yang
dibangun oleh polimer asam amino asam glutamat
FUNGSI GLIKOKALIKS
• Pelekatan bakteri pada permukaan
• Mencegah kekeringan karena kapsul memiliki
banyak gugus polar sehingga dapat mengikat air
• Reservoir makanan
• Mencegah penempelan dan lisis sel oleh
bakteriofaga
• Mencegah bakteri patogen dari serangan sel
darah putih pada tubuh mamalia sehingga
meningkatkan keberhasilan infeksi
Endospora adalah struktur spesifik yang ditemukan pada beberapa jenis bakteri. Karena kandungan air endospora sangat rendah bila dibandingkan dengan sel vegetatifnya, maka endospora berbentuk sangat padat dan sangat refraktil bila dilihat di bawah mikroskop. Endospora sangat sukar diwarnai dengan pewarna biasa, sehingga harus digunakan pewarna spesifik dan yang biasa digunakan adalah malachite green [1].
Dua jenis bakteri yang dapat membentuk spora misalnya Clostridium dan Bacillus. Clostridium adalah bakteri yang bersifat anaerobic, sedangkan Bacillus pada umumnya bersifat aerobic. Struktur endospora mungkin bervariasi untuk setiap jenis spesies, tapi umumnya hamper sama. Endospora bakteri merupakan struktur yang tahan terhadap keadaan lingkungan yang ekstrim misalnya kering, pemanasan, dan keadaan asam [3].
Bakteri pembentuk spora lebih tahan terhadap desinfektan, sinar, kekeringan, panas, dan kedinginan. Kebanyakan bakteri pembentuk spora tinggal di tanah, namun spora bakteri dapat tersebar di mana saja [3].
METODE PENGECATAN ENDOSPORA
Endosopora tidak mudah diwarnai dengan zat pewarna pada umumnya, tetapi sekali diwarnai, zat warna tersebut akan sulit hilang. Hal inilah yang menjadi dasar dari metode pengecatan spora secara umum. Pada metode Schaeffer-Fulton yang banyak dipakai dalam pengecatan endospora, endospora diwarnai pertama dengan malachite green dengan proses pemanasan. Larutan ini merupakan pewarna yang kuat yang dapat berpenetrasi ke dalam endospora. Setelah perlakuan malachite green, biakan sel dicuci dengan air lalu ditutup dengan cat safranin. Teknik ini akan menghasilkan warna hijau pada endospora dan warna merah muda pada sel vegetatifnya [2]. Langkah-langkahnya sebagai berikut.
1.Gunakan teknik aseptis, siapkan biakan bakteri dalam kondisi udara yang kering dan dengan pemanasan yang baik.
2.Siapkan waterbath yang dipanaskan.
3.Tutup gelas preparat dengan selembar tisu dan letakkan pada rak di atas waterbath.
4.Tetesi dengan malachite green
5.Panaskan gelas preparat selama 5 menit.
6.pindahkan gelas preparat dari waterbath dan ambil kertas tisu dari preparat.
7.Biarkan gelas preparat dingin lalu cuci dengan air deionisasi.
8.Keringkan dan tambahkan safranin, diamkan selama 2 menit.
9.Cuci sisa safranin dengan air deionisasi dan keringkan noda.
10.Lakukan pengamatan preparat dengan mikroskop dengan bantuan minyak emersi.
Disarikan dari:
1.Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan I. Gramedia. Jakarta
2.Prescott, LM; John PH; Donald AK. 2002. Microbiology 5th edition. McGraw-Hill Company. New York
3.Waluyo, Lus. 2005. Mikrobiologi Umum. UMM Press. Malang
Tujuan
Mempelajari penggunaan prosedur pewarnaan negatif untuk mengamati morfologi organisme yang sukar diwarnai oleh pewarna pewarna sederhana.
Prinsip
Pewarnaan negatif memerlukan pewarna asam seperti eosin atau negrosin.pewarna asam memiliki negatif charge kromogen,tidak akan menembus atau berpenetrasi ke dalam sel karena negative charge pada permukaan bakteri.oleh karena itu,sel tidak berwarna mudah dilihat dengan latar belakang berwarna.
Bahan
Biakan pada agar nutrient miring umur 24 jam bakteri Escherichia coli,Bacillus cereus,dan staphylococcus aureus.
Reagensia
Nigrosin atau tinta India
Kapsul
- Beberapa bakteri mensintesis polisakarida yang berkondensasi dan membentuk lapisan disekeliling sel
- Pada medium agar, koloni bakteri berkapsul akan terlihat berlendir
- Bakteri berkapsul tahan terhadap efek fagositosis ® faktor virulen
Spora
- Bentuk istirahat, bila keadaan lingkungan tidak menguntungkan: kering, panas dan zat kimiawi
- Bila lingkungan membaik bergerminasi kembali membentuk sel vegetatif.
- Letak spora spora:terminal, subterminal dan sentral
Gram + berspora → aerob:Bacillus, anaerob: Clostridium
Cara membuat sediaan
1. Siapkan object glass bersih
2. Tetes kan larutan NaCl 0,9%, tambahkan biakan bakteri
3. Ratakan setipis mungkin membentuk lingkaran
4. Biarkan sediaan mongering diudara (jauh diatas api)
5. Fiksasi (lewatkan diatas api) 3 kali →mematikan, merekatkan bakteri
Cara membuat sediaan hapus
1. Siapkan object glass bersih
2. Teteskan suspensi bakteri dengan ose pada ping gir sudut object glass
3. Teteskan zat warna negrosin (tinta cina) pada sisi sudut lain
4. Campurdan apuskan (ratakan dengan object glass lain)
5. Keringkan dan fiksasi
Metode pewarnaan negatif: suatu metode pewarnaan umum dimana digunakan larutan zat warna yang tidak meresap ke dalam sel-sel bakteri melainkan melatarbelakangi sehingga kelihatan atau nampak sebagai bentuk-bentuk yang kosong tak berwarna (negatif)..
Metode pewarnaan Fulton
Kegunaan : - untuk mendemonstrasikan adanya spora di dalam sel vegetatif dari
genus bacillus dan genus Clestridium.
- dengan pewarnaan fulton inii, spora berwarna hijau, sedang sel vegetatif berwana pink
Metode pewarnaan Hiss
Kegunaan : - untuk melihat/mengamati kapsul dari spesies bakteri tertentu.
- dengan perwarnaan hiss, kapsul akan berwarna faint pink (merah jambu pucat), sedang sel bakteri berwarna ungu tua.
Cara Pewarnaan kapsul (pew. Gins Burri)
- Sediaan hapus → teteskan karbol fukhsin 5 menit (panaskan sebentar denga api kecil) → cuci → keringkan dg kertas saring → emersi→ mikroskop
- Hasil: kapsul tidak berwarna, sel merah, latar belakang hitam
- Prinsip: Kapsul mudah ditembus zat warna, tapi sukar diwarnai
Cara Pewarnaan spora ( Pew. Klein)
- Buat suspensi bakteri dengan cara tambahkan 1,5 mL NaCl 0,9% steril kedalam tabung agar miring biakan bakteri → angkat koloni bakteri dengan ose → pindahkan susensi ketabung kosong steril
- Suspensi bakteri →tambahkan karbol fukhsin (1:1)→ panaskan dalam water bath pada suhu 80⁰C selama 10 menit
- Buat sediaan → teteskan H2SO4 1% 2detik → cuci → teteskan metil biru 2 menit → cuci→ keringkan dg kertas saring → emersi → mikroskop
- Hasil: spora merah, badan sel (vegetatif) biru
- Prinsip: dengan pemanasan pori-pori dinding spora akan membesar sehingga zat warna dapat masuk
GLIKOKALIKS
• Beberapa bakteri dikelilingi oleh lapisan yang
disebut glikokaliks.
• Pewarnaan khusus dapat dipergunakan untuk
memperlihatkan lapisan ini.
• Glikokaliks ini tersusun oleh suatu polimer.
• Apabila glikokaliks terorganisasi menjadi
struktur tertentu yang menempel secara kuat
pada dinding sel, maka disebut kapsula.
• Apabila glikokaliks tidak terorganisasi dan
tidak menempel dengan kuat pada dinding sel,
maka disebut lapisan lendir.
• Lapisan lendir ini larut dalam air
KAPSULA
• Struktur kapsula umumnya terdiri dari senyawa
polisakarida.
• Kapsula yang dibangun oleh 1 jenis gula disebut
kapsula homopolisakarida, contohnya dextran dari
sukrosa oleh Streptococcus mutans.
• Bakteri menggunakan dekstran untuk melekat pada
gigi dan menyebabkan kerusakan gigi.
• Kapsul heteropolisakarida dibangun oleh lebih dari
satu macam gula, misalnya kapsula Streptococcus
pneumoniae, tipe VI, terdiri dari galaktosa, glukosa
dan rhamnosa.
• Beberapa kapsul dibangun oleh polipeptida, misalnya
kapsul mikroba anthrax, Bacillus anthracis, yang
dibangun oleh polimer asam amino asam glutamat
FUNGSI GLIKOKALIKS
• Pelekatan bakteri pada permukaan
• Mencegah kekeringan karena kapsul memiliki
banyak gugus polar sehingga dapat mengikat air
• Reservoir makanan
• Mencegah penempelan dan lisis sel oleh
bakteriofaga
• Mencegah bakteri patogen dari serangan sel
darah putih pada tubuh mamalia sehingga
meningkatkan keberhasilan infeksi
Endospora adalah struktur spesifik yang ditemukan pada beberapa jenis bakteri. Karena kandungan air endospora sangat rendah bila dibandingkan dengan sel vegetatifnya, maka endospora berbentuk sangat padat dan sangat refraktil bila dilihat di bawah mikroskop. Endospora sangat sukar diwarnai dengan pewarna biasa, sehingga harus digunakan pewarna spesifik dan yang biasa digunakan adalah malachite green [1].
Dua jenis bakteri yang dapat membentuk spora misalnya Clostridium dan Bacillus. Clostridium adalah bakteri yang bersifat anaerobic, sedangkan Bacillus pada umumnya bersifat aerobic. Struktur endospora mungkin bervariasi untuk setiap jenis spesies, tapi umumnya hamper sama. Endospora bakteri merupakan struktur yang tahan terhadap keadaan lingkungan yang ekstrim misalnya kering, pemanasan, dan keadaan asam [3].
Bakteri pembentuk spora lebih tahan terhadap desinfektan, sinar, kekeringan, panas, dan kedinginan. Kebanyakan bakteri pembentuk spora tinggal di tanah, namun spora bakteri dapat tersebar di mana saja [3].
METODE PENGECATAN ENDOSPORA
Endosopora tidak mudah diwarnai dengan zat pewarna pada umumnya, tetapi sekali diwarnai, zat warna tersebut akan sulit hilang. Hal inilah yang menjadi dasar dari metode pengecatan spora secara umum. Pada metode Schaeffer-Fulton yang banyak dipakai dalam pengecatan endospora, endospora diwarnai pertama dengan malachite green dengan proses pemanasan. Larutan ini merupakan pewarna yang kuat yang dapat berpenetrasi ke dalam endospora. Setelah perlakuan malachite green, biakan sel dicuci dengan air lalu ditutup dengan cat safranin. Teknik ini akan menghasilkan warna hijau pada endospora dan warna merah muda pada sel vegetatifnya [2]. Langkah-langkahnya sebagai berikut.
1.Gunakan teknik aseptis, siapkan biakan bakteri dalam kondisi udara yang kering dan dengan pemanasan yang baik.
2.Siapkan waterbath yang dipanaskan.
3.Tutup gelas preparat dengan selembar tisu dan letakkan pada rak di atas waterbath.
4.Tetesi dengan malachite green
5.Panaskan gelas preparat selama 5 menit.
6.pindahkan gelas preparat dari waterbath dan ambil kertas tisu dari preparat.
7.Biarkan gelas preparat dingin lalu cuci dengan air deionisasi.
8.Keringkan dan tambahkan safranin, diamkan selama 2 menit.
9.Cuci sisa safranin dengan air deionisasi dan keringkan noda.
10.Lakukan pengamatan preparat dengan mikroskop dengan bantuan minyak emersi.
Disarikan dari:
1.Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan I. Gramedia. Jakarta
2.Prescott, LM; John PH; Donald AK. 2002. Microbiology 5th edition. McGraw-Hill Company. New York
3.Waluyo, Lus. 2005. Mikrobiologi Umum. UMM Press. Malang
No comments:
Post a Comment