Friday, May 11, 2012

Analisa Sperma

Gambar 1 : Spermatozoa dlm prostat
Setelah sekian lama akang tidak membuat postingan tentang laboratorium kini akang akan mencoba lagi berbagi wawasan tentang sebuah pemeriksaan laboratorium yaitu analisa sperma. Sperma yang sering disebut juga mani atau semen adalah ejakulat yang berasal dari seorang pria berupa cairan kental dan keruh, berisi sekret dari kelenjar prostat, kelenjar2 lain dan spermatozoa(R.Gandasoebrata). Pemeriksaan sperma merupakan salah satu elemen penting dalam penilaian fertilitas atau infertilitas. Pemeriksaan sperma meliputi maksroskopis (hal-hal yang terlihat dengan mata telanjang), mikrospkopis, kimia dan imunologi.
Gambar 2 : Sel telur yang dikelilingi oleh spermatozoa
Dari banyak hal tentang pemeriksaan sperma ini akang ingin lebih menekankan hal-hal yang perlu diketahui oleh calon pasien yang hendak melakukan pemeriksaan sperma. Sejujurnya banyak pria yang sering merasa tidak nyaman dengan adanya pemeriksaan sperma hal ini mengingat sperma merupakan produk cairan tubuh yang hanya bisa dikeluarkan sebagai puncak rasa birahi (orgasme). Tidak seperti cairan tubuh lain yang biasa diperoleh dengan cara yang menyakitkan yaitu disuntik seperti darah, cairan sumsum tulang, cairan otak maka cairan sperma ini dikeluarkan dengan cara “tidak menyakitkan”. Tidak semua pria dengan mudah bisa mengeluarkan sperma apalagi disebuah tempat yang cukup asing seperti rumah sakit atau laboratorium. Sebenarnya hal ini tidak bisa menjadi alasan karena saat ini rumah sakit atau laboratorium biasanya telah menyediakan tempat yang dibuat sedemikian rupa agar pasien bisa melakukan proses mengeluarkan sperma dengan nyaman.
Gambar 3 : Tahap awal spermatozoa menempel di sel telur.
Selain sedikit ulasan psikologis tentang pengumpulan sperma ini maka ulasan teknis yang harus diketahui oleh calon pasien adalah sebagai berikut:
  1. Sebelum menjalani pemeriksaan pasien diminta tidak melakukan kegiatan sexual selama 3-5 hari, termasuk dalam hal ini adalah mimpi basah.
  2. Pengeluaran ejakulat dilakukan pagi hari dan harus langsung diperiksa dalam waktu 60 menit sejak dikeluarkan dengan cara masturbasi atau onani.
  3. Tidak diperkenankan memakai kondom, pelicin, sabun dan lain-lain karena bisa melemahkan bahkan membunuh spermatozoa.
  4. Sperma ditampung dalam wadah bermulut lebar yang bersih dan kering . Wadah harus dapat ditutup dengan baik agar sperma tidak tumpah.
  5. Catat waktu pengeluaran sperma tepat hingga menitnya. Juga laporkan kepada petugas jika ada sampel yang tumpah.

Gambar 4 : Spermatozoa mulai memasuki sel telur
Itulah hal-hal yang perlu diketahui oleh pasien yang hendak melakukan pemeriksaan sperma, jika segala petunjuk dilakukan dengan baik maka sample yang terkumpul telah memenuhi syarat untuk sebuah pemeriksaan. Sedikit wawasan akan akang bagikan tentang analisa sperma ini yang biasa dilakukan di laboratorium.

Pemeriksaan Makroskopis:
-         Volume dengan normal 2-5 – 5 mL, namun volume diluar range tersebut kurang dikaitkan dengan infertilitas.
-         Warna dan kekeruhan sperma juga biasa diperiksa walaupun hal ini tidak berhubungan denga jumlah spermatozoa. Sperma normal berwarna putih atau kekuning-kunigan dan terlihat keruh.
-         Liquifaksi / Pencairan : Sperma yang baru dikeluarkan kental sekali dan akan mencair dalam waktu 10 – 20 menit di suhu ruangan. Apabila lewat 20 menit sperma belum mencair merupakan keadaan yang perlu dilaporkan.
- Kekentalan / Viskositas bisa diamati dari panjangnya tetesan dengan normal < 2cm atau lamanya terbuat tetesan dengan normal < 2 detik.
-         pH diukur dengan kertas indikator dengan nilai normal 7.0 – 7.8.

Pemeriksaan Mikroskopis:
-         Uji motilitas : Untuk melihat jumlah persentase spermatozoa yang bergerak aktif dan tidak aktif.
- Uji vitalitas : Untuk membedakan spermatozoa yang hidup atau mati diantara spermatozoa tidak aktif.
-         Hitung jumlah : Bertujuan menghitung jumlah spermatozoa dalam 1 mL. Jumlah normal spermatozoa adalah 20 juta per mL hingga 150 juta per mL. Jumlah spermatozoa kurang dari 20 juta per mL dianggap kurang memadai dalam hal fertilitas. Jumlah spermatozoa juga dinyatakan dalam jumlah per ejakulat dengan normal 40 – 300 juta per ejakulat.
-         Morfologi spermatozoa bertujuan untuk melihat bentuk-bentuk spermatozoa yang ada dan menentukan persentase bentuk abnormal yang ditemukan. Bentuk abnormal yang biasa ditemukan seperti kepala terlalu kecil / besar, ekor yang bengkok, tidak ada ekor, ada dua ekor, ekor amat pendek dll. Jika ditemukan lebih dari 20% bentuk abnormal maka kemungkinan tingkat fertilitas berkurang.

No comments:

Post a Comment